freightsight
Jumat, 26 April 2024

INFO INDUSTRI

Kemenko Perekonomian: Indonesia Siaga Instabilitas Ekonomi

2 Maret 2022

|

Penulis :

Tim FreightSight

Ekonomi indonesia

Rupiah via Pixabay

• Invasi yang dilakukan Rusia terhadap Ukraina diprediksi akan mempengaruhi harga komoditas dunia karena kedua negara memiliki kontribusi besar dalam perekonomian global.

• Indonesia harus siaga dengan instabilitas ekonomi di tingkat domestik. RI harus melakukan mitigasi ekonomi saat ini.

Asisten Deputi Moneter dan Sektor Eksternal Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian Ferry Irawan menilai bahwa konflik geopolitik antara Rusia dan Ukraina dapat mempengaruhi tingkat inflasi Indonesia dalam beberapa waktu jika sektor energi dan pangan ikut terkena imbas.

Dia memaparkan prospek Indonesia pada 2022 akan menghadapi berbagai tantangan baik domestik maupun global. Selain pandemic Covid-19, faktor lain yang menurutnya dapat mengguncang perekonomian Indonesia tahun ini adalah ketegangan di Eropa Timur.

Menurut Ferry, ketegangan militer di sana dapat mempengaruhi harga komoditas dunia karena kedua negara memiliki kontribusi besar terhadap perekonomian global. Dimana Rusia adalah pemasok suplai minyak dan gas terbesar, sementara Ukraina merupakan produsen utama gandum di dunia.

“Ketegangan antara Rusia dan Ukraina menjadi satu hal yang harus kami cermati karena turut berkontribusi langsung dengan harga komoditas,” ujar Ferry pada Senin (28/2/2022).

Menurutnya, kenaikan harga komoditas pada 2021 memang merupakan berkah untuk Indonesia karena dapat melesatkan kinerja ekspor. Namun, pergerakan harga komoditas akibat ketegangan di Eropa Timur ini diprediksi akan memberikan dampak berbeda.

“Di satu sisi, pergerakan harga komoditas menjadi salah satu kekuatan ekspor RI, namun di sisi lain aka nada beberapa dampak kenaikan harga pada komoditas tersebut, contohnya mempengaruhi inflasi kita,” tutur Ferry.

Menurutnya, kinerja pemulihan ekonomi domestik sudah sesuai jalur. Untuk itu, perlu melakukan antisipasi terhadap berbagai faktor eksternal seperti salah satunya konflik antara Rusia-Ukraina serta pergerakan suku bunga negara-negara besar.

Ekonom Senior Narasi Institute Fadhil Hasan menyampaikan, perekonomian sudah mengalami tantangan kenaikan inflasi sebelum terjadinya perang di Ukraina. Dengan adanya konflik tersebut justru akan mendorong krisis ekonomi tingkat global semakin parah.
“Invasi yang dilakukan Rusia ini akan memperburuk krisis ekonomi dunia,” katanya dalam sebuah keterangan resmi pada Minggu (27/2/2022).

Dengan demikian, Indonesia harus siaga dengan instabilitas ekonomi di tingkat domestik. RI harus melakukan mitigasi ekonomi saat ini.

“Pemerintah harus fokus mitigasi segala resiko yang terjadi, namun Indonesia masih harus menghadapi tantangan pandemic Covid-19,” katanya.