freightsight
Jumat, 22 November 2024

INFO INDUSTRI

Kemenkeu Sebut Indikator Ekspor Impor Indonesia Kian Menguat

9 Desember 2021

|

Penulis :

Tim FreightSight

Ekspor Impor

• Diketahui bahwa aktivitas konsumsi dan produksi masyarakat Indonesia menunjukkan indikasi kenaikan.

• Diproyeksikan bahwa belanja negara pada tahun 2020 akan mencapai Rp 2.714,2 triliun, yang mana diantaranya belanja pusat akan menyentuh angka Rp1.944,5 triliun dan TKDD Rp769,6 triliun.

Kabar bahagia disampaikan oleh Menteri Keuangan Indonesia, Sri Mulyani. Dalam penuturannya, diketahui bahwa aktivitas konsumsi dan produksi masyarakat Indonesia menunjukkan indikasi kenaikan. Hal ini tentunya merupakan hal yang baik karena ini bisa menjadi bekal untuk menuju tahun 2022 agar bisa memperkuat pemulihan ekonomi nasional.

“Consumer Confidence Index kita sudah mulai pulih bahkan mendekati sebelum terjadinya Covid. PMI (Purchasing Managers Index) kita juga mengalami kenaikan dengan adanya kemampuan mengelola delta varian,” kata Menteri Keuangan di Istana Negara, Senin 29 November 2021.

Kementerian Keuangan juga menyinggung soal adanya indikator pertumbuhan yang positif dari sektor ekspor, impor, serta konsumsi listrik. Lebih lanjut, Sri Mulyani mengatakan APBN pada tahun 2022 nanti akan disusun dengan asumsi pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2 persen, inflasi sebesar 3 persen, nilai tukar Rp14.350 per dolar Amerika, suku bunga surat berharga negara 10 triliun pada 6,8 persen, harga minyak 63 dolar per barrel, lifting minyak 703.000 barrel per hari, dan listing gas 1.000.036 barrel per hari.

Selain itu, ditargetkan pula akan ada pengurangan pengangguran pada tahun depan, yakni setidaknya pada level 5,5 sampai 6,3 persen. Target capaian lain yang juga diharapkan adalah akan ada penurunan kemiskinan di bawah 6 persen, yang mana diantaranya 8,5 persen sampai 9 persen. Diharapkan pula, gini ratio akan bisa membaik di 0,378. Indeks pembangunan manusia akan bisa terus menerus ditingkatkan hingga 73,41 sampai 73,46. Nilai tukar petani juga akan diusahakan untuk terjaga di atas 100 yakni 103 sampai 105, serta nilai tukar nelayan ada di 104 tinggal 106.

“Untuk tahun depan pendapatan negara sesuai dengan undang-undang adalah sebesar Rp1.846,1 triliun, terdiri atas perpajakan Rp 1.510 triliun, PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak) Rp335 triliun, dan hibah Rp 0,6 triliun,” ujarnya.

Diproyeksikan bahwa belanja negara pada tahun 2020 akan mencapai Rp2.714,2 triliun, yang mana diantaranya belanja pusat akan menyentuh angka Rp 1.944,5 triliun dan TKDD Rp769,6 triliun. Menteri Keuangan juga mengatakan bahwa ada defisit pada tahun depan yakni sebesar 4,85 persen dari PDB atau sebesar Rp868 triliun.