freightsight
Sabtu, 23 November 2024

DOMESTIK

Kemenkeu Katakan Kinerja Ekspor Impor akan Menopang Pertumbuhan Ekonomi di Kuartal II/2022

21 Juli 2022

|

Penulis :

Tim FreightSight

Ekspor Impor

Ilustrasi Ekspor-Impor via detik.net.id

BKF Kemenkeu menilai bahwa dengan meningkatnya ekspor-impor bisa topang pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II/2022.

Menguatnya kedua komponen perdagangan internasional tersebut mendorong surplus neraca perdagangan Juni 2022 menjadi US$5,09 miliar.

Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan menilai bahwa dengan meningkatnya ekspor-impor bisa topang pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II/2022 karena menandakan geliat aktivitas usaha.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Juni 2022, ekspor capai US$26,09 miliar atau tumbuh 21,3 persen dari posisi Mei 2022 (qtq) US$21,51 miliar. Kinerja ekspor bertumbuh secara signifikan karena naiknya ekspor produk kelapa sawit, setelah pencabutan pelarangan ekspor komoditas tersebut.

Febrio Nathan Kacaribu selaku Kepala BKF menilai langkah stabilisasi harga mampu meningkatkan ekspor adalah capaian yang positif.

Beliau berharap kinerja ekspor sampai Juni 2022 bisa mendukung pertumbuhan ekonomi kuartal II/2022 secara umum juga memperkuat pemulihan ekonomi.

"Peningkatan ekspor produk sawit ini penting di tengah eskalasi berbagai risiko global akibat perang Rusia vs Ukraina yang berkepanjangan serta berbagai tantangan multidimensional lainnya seperti pandemi yang belum sepenuhnya selesai secara merata di seluruh dunia," ungkap Febrio pada Senin (18/7/2022).

Kinerja impor juga kembali menguat pada Juni 2022 mencapai US$21 miliar atau tumbuh 21,9 persen dari Mei 2022 yang hanya US$18,6 miliar. Kenaikan tersebut didukung impor bahan baku, menurut Febrio, menandakan perbaikan aktivitas ekonomi domestik.

"Pandemi semakin terkendali, sehingga aktivitas ekonomi dan daya beli masyarakat menunjukkan tren peningkatan dan terus membaik. Selain itu, peningkatan impor bahan baku dan barang modal mencerminkan aktivitas sektor industri dalam negeri yang terus beranjak pulih," ungkap Febrio.

Menurutnya, pemulihan impor tentang aktivitas industri sejalan dengan pergerakan Purchasing Manufacturing Index (PMI) Manufaktur Juni 2022 yang tetap ekspansif yang ada di tengah perlambatan aktivitas industri terjadi di banyak negara.

Menguatnya kedua komponen perdagangan internasional tersebut mendorong surplus neraca perdagangan Juni 2022 menjadi US$5,09 miliar. Sektor nonmigas juga mencatatkan surplus US$7,23 miliar, sedangkan sektor migas juga mengalami defisit US$2,14 miliar.

"Kinerja neraca perdagangan menunjukkan bahwa kenaikan ekspor mampu menyerap risiko kenaikan harga komoditas global di sisi impor," ungkap Febrio.