freightsight
Jumat, 29 Maret 2024

PENGIRIMAN UDARA

KEK Batam Akan Jadi Pusat Pengembangan Pesawat Udara dan Menggelontorkan 7,29 T

8 November 2022

|

Penulis :

Tim FreightSight

via pusbang.bp

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian menyampaikan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Batam Aero Technic (BAT) untuk segera saja dimaksimalkan.

Dengan dibangunnya BAT diperkirakan segera menghemat devisa 65% hingga 70% dari kebutuhan MRO dari maskapai penerbangan nasional atau senilai 26 triliun per tahun.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Batam Aero Technic (BAT) segera dimaksimalkan demi kegiatan industri berbasis pesawat udara, logistik juga Maintenance, Repair dan Overhaul (MRO).

Beliau merinci, dengan luas lahan KEK Batam sebesar 30 hektare, saat ini digunakan 60% dari total luas lahan. Dari total komitmen investasi 7,29 triliun hingga tahun 2023, sampai saat ini terealisasi sebesar 567 miliar.

"Dan telah menyerap 1.404 tenaga kerja dari target 9.976 tenaga kerja pada 2030," kata Airlangga dalam keterangan resmi, Senin 7 November 2022.

Menurut Airlangga, dalam jangka menengah KEK BAT tentu sangat diharapkan bisa dengan mudah menangkap berbagai peluang dari pasar Asia Pasifik memiliki 12.000 unit pesawat dan nilai bisnis US$100 miliar di tahun 2025.

Dengan dibangunnya BAT ini tentu saja diperkirakan segera menghemat devisa 65% hingga dengan 70% dari kebutuhan MRO dari maskapai penerbangan nasional atau senilai 26 triliun per tahun.

Bukan hanya itu, dalam bidang MRO tentu juga ada potensi kemitraan strategis dengan beberapa perusahaan dari Amerika Serikat dan Kanada seperti Goodrich, Rockwell Collins, Proponent, Collins Aerospace, Boeing, Teledyne Technologies, Meggitt, Honeywell dan Hamilton Sundstrand.

"Dalam kunjungan saya bersama dengan Duta Besar Kanada untuk Indonesia Nadia Burger dan Duta Besar Amerika Serikat Untuk Indonesia Sung Y. Kim, kami meninjau langsung KEK BAT. Tadi kita tinjau fasilitas yang ada dan ditambahkan bahwa ke depannya dibutuhkan kerja sama untuk engine maintenance. Saat ini kami sedang bicara dengan General Electric dan kami mengarahkannya ke BAT. Engine maintenance ini sangat diperlukan, apalagi BAT memiliki 600 engine. Jadi itu sudah captive market sendiri," ungkap Airlangga.

Lebih lanjut lagi, KEK BAT juga di sini beroperasi sebagai KEK berdasarkan PP Nomor 67 Tahun 2021 dan tentu di dalamnya juga berfokus pada kegiatan industri berbasis Maintenance, Repair dan Overhaul (MRO) pesawat udara serta logistik.

Menko Airlangga juga bersama dengan rombongan tentu juga berkesempatan untuk bisa melihat secara langsung bagaimana terkait dengan perkembangan di KEK BAT berupa hanggar baru juga component shop.

KEK BAT sendiri tentu ini juga telah terintegrasi dengan Bandara Hang Nadim dan bisa membuat KEK BAT terhubung dengan berbagai fasilitas seperti runway pesawat, penyediaan bahan bakar pesawat bahkan hingga air dan listrik yang memang mampu melancarkan aktivitas industri MRO yang telah dilakukan.