INFO INDUSTRI
4 Februari 2022
|
Penulis :
Tim FreightSight
• Indonesia ini telah resmi terapkan kebijakan Domestic Market Obligation (DMO) bagi para eksportir produk minyak sawit guna menjamin pasokan dalam negeri.
• Berkurangnya pasokan dari Indonesia bisa berdampak pada bisnis buyer untuk memilih pemasok yang lebih aman dan Malaysia selaku eksportir kelapa sawit tersebar kedua setelah Indonesia bisa memetik keuntungannya.**
Indonesia telah resmi terapkan kebijakan Domestic Market Obligation (DMO) bagi eksportir produk minyak kelapa sawit guna menjamin pasokan dalam negeri.
Volume DMO hanya mencakup 20 persen saja dari jumlah yang diekspor, kebijakan ini bisa saja memengaruhi harga internasional sekaligus menguntungkan Malaysia sebagai pemasok minyak kepala sawit terbesar kedua setelah Indonesia.
Josua Pardede selaku Ketua Ekonomi Bank Permata berpendapat kebijakan DMO yang diterapkan Indonesia bisa berdampak pada sentimen pada harga minyak sawit mentah atau CPO yang ada di pasar global. Terdapat kekhawatiran berkurangnya pasokan global sebabkan pergerakan harga.
“Jika mengacu pada data Gapki 2020 dan perhitungan kami, konsumsi domestik dari seluruh CPO dan PKO ada di angka 33,6 persen yang mengindikasikan bahwa sebenarnya DMO telah terpenuhi,” Kata Josua, Senin (31/1/2022).
Namun, Josua melanjutkan bahwa ada potensi eksportir yang belum memenuhi ambang batas 20 persen pasokan ke dalam negeri. Dengan demikian, tentunya eksportir harus menambah porsi penjualan ke dalam negeri supaya bisa tetap mengekspor. Tentunya akan ada dampak terhadap aktivitas ekspor Indonesia khususnya untuk komoditas CPO tersebut.
Josua juga mencatat sepanjang pekan lalu harga CPO telah mengalami peningkatan 3,7 persen. Hal ini tentunya menjadi sinyal adanya dampak dari penerapan DMO oleh Indonesia.
Tofan Mahdi selaku Ketua Bidang Komunikasi Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit (Gapki) mengatakan bahwa dampak dari kebijakan DMO ke pasar global bersifat sementara. Ini karena pasar bereaksi serta berspekulasi tentang risiko keterbatasan pasokan dari Indonesia.
Tofan juga melanjutkan spekulasi berkurangnya pasokan dari Indonesia bisa berdampak pada bisnis* buyer* untuk memilih pemasok yang lebih aman. Dalam hal ini tentunya Malaysia selaku eksportir kelapa sawit tersebar kedua setelah Indonesia bisa memetik keuntungannya.
Tofan juga menambahkan akan terjadi begitu banyak sekali spekulasi, termasuk dengan membeli minyak sawit dari Malaysia, karena Malaysia diuntungkan dengan adanya hal ini.
Bhima Yudhistira selaku Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) juga mengatakan bahwa kebijakan DMO dapat menguntungkan karena industri pemakai cenderung memerlukan jaminan pasokan.
Bhima juga menambahkan, Malaysia sebagai eksportir kedua terbesar diuntungkan karena pra pembeli mencari alternatif pasokan yang lebih terjamin.
Beliau juga mencatat kenaikan harga CPO yang berlanjut serta ruang bagi konsumen untuk beralih ke minyak nabati seperti minyak kedelai dan minyak kanola, meski harganya jauh lebih mahal.
Bagikan artikel ini:
ARTIKEL TERKAIT
TERPOPULER
18 Maret 2024
1 Maret 2024
2 Februari 2024
17 Januari 2024
3 Januari 2024
19 Desember 2023
6 Desember 2023
5 Desember 2023
4 Desember 2023
Selalu update dengan berita terbaru!
LAPORAN INDUSTRI
18 Maret 2024
1 Maret 2024
2 Februari 2024
Copyright 2021 © Freightsight. Kebijakan privasi