freightsight
Kamis, 25 April 2024

DOMESTIK

KADIN Indonesia Meyakini Perkembangan UMKM Meningkat Berkat Digitalisasi

20 Juli 2022

|

Penulis :

Tim FreightSight

Ilustrasi digitalisasi umkm via .pikiran-rakyat.co...

KADIN Indonesia menyatakan bahwa sedang mendukung agenda Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia.

KADIN mempunyai misi membantu UMKM tumbuh di dalam negeri dan merambah ke dunia internasional.

Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia menyatakan bahwa sedang mendukung agenda Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI) 2022 meliputi, sinergi dan kolaborasi EKD, mata uang digital, ekonomi inklusif dan berkelanjutan, pembayaran lintas negara (cross border payment) juga pembiayaan hijau (green financing) dan strategi kebijakan dalam mendorong digitalisasi demi pemulihan ekonomi.

Aldi Haryopratomo selaku Wakil Ketua Umum Bidang Kewirausahaan, KADIN, mengatakan KADIN mempunyai misi membantu UMKM tumbuh di dalam negeri dan merambah ke dunia internasional, termasuk ke negara-negara G20 lewat program pengembangan UMKM dengan instansi pemerintah dari segi operasional, menyiapkan ekosistem closed loop juga program digitalisasi startup.

“Di KADIN, salah satu aset yang kami miliki adalah orang-orang di lapangan yang memiliki akses ke ekosistem yang kita miliki, dan kami percaya bahwa salah satu cara untuk membuka kekuatan digitalisasi UMKM adalah dengan menjadi tempat di mana orang dapat bermitra serta berkolaborasi baik dengan perusahaan pemerintah startup atau bahkan negara-negara G20 sehingga program mereka sebenarnya dapat diakses dengan mudah. Kami ingin menjadi jembatan untuk semua program ini karena potensi transformasi UMKM dengan digitalisasi sangat besar,” ungkap Aldi lewat keterangan tertulis, Sabtu (16/7/2022).

Beliau menambahkan KADIN Indonesia menyiapkan platform untuk UMKM mendapatkan akses seputar kewirausahaan digital melalui website wikiwirausaha.

“Saat ini tujuan dari KADIN adalah memudahkan perusahaan untuk bermitra. Sebagai salah satu contoh, saat ini KADIN memiliki program untuk petani yaitu closed loop ecosystem, dimana program ini menjadi jembatan untuk para perusahaan bukan hanya memberikan akses kepada petani, namun juga memberikan kemudahan untuk mengekspor produk ladangnya. Jadi ekosistem closed loop ini mengusung kolaborasi, sebuah gotong royong yang memastikan adanya kerjasama antara seluruh stakeholder termasuk perusahaan-perusahaan besar dan juga startup,” ungkapnya.

Beliau menambahkan semua pihak harus bekerja sama dengan pemerintah, membawa QRIS menjadi sistem pembayaran.

“Saya percaya bahwa ada banyak program diluar sana, yang kita harus lakukan adalah untuk mengatur kemitraan ini,” ungkapnya.