freightsight
Jumat, 22 November 2024

INFO INDUSTRI

Jokowi Ngamuk Soal Impor, DPR Sentil Kinerja

2 April 2022

|

Penulis :

Tim FreightSight

Jokowi Impor

Jokowi via Dokumentasi Biro Pers Setpres

Pemanfaatan inovasi yang dihasilkan litbang pemerintah, swasta, dan perguruan tinggi yang kurang menjadi alasan Indonesia belum mampu berhenti impor teknologi dari negara lain.

Presiden RI Joko Widodo atau Jokowi mengancam untuk mengganti perdana menteri, kepala pemerintahan pusat, daerah, kepala lembaga negara dan BUMN apabila tidak berhenti membeli barang dari luar negeri.

Presiden merasa jengkel karena anggaran negara dan daerah tidak digunakan untuk membeli produk-produk dalam negeri melainkan lebih sering membeli barang-barang impor.

Menanggapi kemarahan presiden tersebut, anggota Komisi IV DPR RI dari Fraksi PKS, Slamet menilai bahwa sikap presiden tersebut adalah bentuk frustasi dan kegagalannya dalam mengelola negara.

Anggota partai tersebut mengatakan, menyoal impor mengimpor tersebut adalah hal yang wajar bahkan sejak 7 tahun Jokowi menjabat, hal ini lumrah terjadi.

"Salah satu yang menjadi masalah bagi presiden adalah alat-alat pertanian lokal tidak di dukung teknologi tinggi sehingga tetap harus didatangkan dari impor, " kata Slamet seperti dilansir dari laman resmi PKS DPR RI pada Senin (28/3/2022).

Slamet mempertanyakan berapa anggaran riset dan pengembangan teknologi yang pemerintah gelontorkan untuk menghasilkan teknologi aplikatif dalam mendukung produk dalam negeri.

Ia pun membeberkan data, sejak 2015 Kementerian Pertanian terus mengurangi anggaran mulai dari Rp 30 triliun menjadi Rp 15 triliun pada 2022 yang mana hanya sekitar 5 persen anggaran tersebut dialokasikan untuk riset dan pengembangan.

Begitupun dengan pemanfaatan inovasi yang dihasilkan litbang pemerintah, swasta, dan perguruan tinggi yang dinilai kurang dan menjadi landasan Indonesia belum mampu berhenti impor teknologi dari negara lain.

"Padahal negara lain menghasilkan teknologi yang serupa dengan riset dan pengembangan yang dilakukan perguruan tinggi, litbang pemerintah ataupun swasta di Indonesia, " tuturnya.

Lebih lanjut lagi, Slamet menganggap Presiden tidak perlu kaget dengan fakta itu, pasalnya memang banyak produk beredar di pasar domestik Indonesia merupakan produk impor.

"Untuk produk teknologi pertanian, sebenarnya tidak heran jika banyak produk impor di Indonesia karena memang kebijakan liberalisasi perdagangan terbuka lebar karena ulah pemerintah sendiri. Jadi presiden tidak perlu seolah-olah kesal dengan impor tapi di sisi lain mendukung kebijakan impor baik di sektor teknologi maupun pertanian," katanya.

Tidak hanya teknologi dan pertanian, sebelumnya Presiden Jokowi menunjukkan rasa kesal karena Indonesia masih mengimpor alat-alat elektronik rumah tangga, sepatu, garmen, mainan anak, alat tulis kantor, hingga alat mesin pertanian (alsintan).

Terutama soal impor alsintan ini sempat heboh beberapa waktu lalu dimana Presiden marah besar pada saat itu Indonesia masih mengimpor cangkul dari China.

Jokowi mengatakan, seandainya pengadaan barang dan jasa pemerintahan membeli produk buatan industri dan UKM dalam negeri secara konsisten, tentu akan mendorong pertumbuhan ekonomi.

"Bodoh sekali kita kalau enggak melakukan ini (beli produk lokal). Malah beli barang impor, kita tidak bisa terus-terusan, " kata Presiden saat memberi arahan dalam acara Aksi Afirmasi Bangga Buatan Indonesia yang disiarkan lewat kanal YouTube Sekretariat Presiden, Jumat (25/3/2022).