freightsight
Kamis, 25 April 2024

INFO INDUSTRI

Jokowi Marah! 350 Tahun Ekspor Bahan Mentah Sejak Indonesia Dijajah

2 Februari 2022

|

Penulis :

Tim FreightSight

Jokowi

Jokowi @Ricardo via jpnn.com

• Jokowi terlihat marah dari awal hingga akhir pidato melepas ekspor perdana 2022 dari smelting grade alumina di Kabupaten Bintan.

• Padahal sejak 2020 lalu Jokowi telah berpesan kepada Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan untuk tidak ekspor bahan mentah nikel.

Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) melepas ekspor perdana tahun 2022 dari smelting grade alumina di Kabupaten Bintan. Dari awal hingga akhir pidatonya, Jokowi terlihat sangat marah.

“Bulan lalu saya datang ke Sulawesi melihat bagaimana yang namanya ‘hilirisasi’ nikel ore itu bisa ke barang jadi. Saya kaget bahwa memang kita sudah terlalu maju ke sana banyak orang nggak tahu. Ini malah nggak apa-apa,” ujarnya dilansir dari akun YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (25/1/2022).

Jokowi menegaskan bahwasanya yang paling utama saat ini adalah hilirisasi dari produk-produk pertambangan. Karena menurutnya selama 350 tahun RI dijajah hanya bisa ekspor bahan mentah.

Padahal sejak 2020 lalu Jokowi sudah berpesan kepada Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan untuk tidak ekspor bahan mentah nikel. Ekspor hanya untuk barang setengah jadi atau barang jadi.

Beliau juga menegaskan ketika baru saja dari Muara Enim untuk peletakan batu pertama pembangunan industri DME yang digunakan untuk LGP. Karena ini hanya ekspor baru bara saja. Hanya ekspor mentahan terus-menerus padahal namanya batu bara bisa jadi metanol, DME.

Jokowi sampai tak habis pikir, Indonesia bahkan memiliki bahan baku untuk industri DME sangat besar dan itu bisa dimanfaatkan untuk produksi LGP. Namun, kenyataannya Industri terus-menerus ekspor LGP.

“Kita punya bahan baku buanyak sekali, guede sekali. Kita malah enak ekspor LPG 80 triliun rupiah setiap tahun. Terlalu nyaman kita ini. Terlalu enak kita ini. Orang lain dapat, dia dapat nilai tambahnya. Dia dapat lapangan kerjanya, dia dapat pajaknya,” ujarnya.

Jokowi melanjutkan, padahal jika memang itu dapat dilakukan produksi di dalam negeri akan mendapatkan nilai tambah. Khususnya pemasukan pajak hingga pembukaan lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat RI.