freightsight
Jumat, 26 April 2024

INFO INDUSTRI

Jerman Putuskan Kurangi Impor Gas dari Rusia dan Beralih ke Batu Bara

4 Maret 2022

|

Penulis :

Tim FreightSight

Batu bara

Batu Bara via indikaenergy.co.id

• Jerman bersiap memperpanjang penggunaan batu bara demi mengurangi ketergantungannya terhadap impor gas dari Rusia.

• Jerman juga melakukan perubahan kebijakannya sebagai reaksi atas penyerangan Ukraina.

Jerman kini bersiap memperpanjang penggunaan batu bara demi mengurangi ketergantungannya terhadap impor gas dari Rusia terkait dengan konflik Rusia-Ukraina.

Robert Habeck selaku Wakil kanselir dan Menteri Ekonomi dan Energi Jerman mengatakan bahwa Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) akan beroperasi hingga 2030 tahun di mana Jerman akan menargetkan menghentikan penggunaan bahan bakar fosil bertujuan utama mewujudkan kemandirian energi melalui energi baru terbarukan (EBT).

“Demi memperkuat kedaulatan energi artinya memperkuat pertahanan kita yang artinya memang harus mengatasi ketergantungan terhadap impor bahan bakar fosil dari Rusia,” ungkap Habeck pada hari Senin (28/2/2022) dalam acara dialog antarnegara anggota Uni Eropa.

Jerman juga telah melakukan perubahan dalam kebijakannya sebagai reaksi atas penyerangan Ukraina. Bersamaan peningkatan besar-besaran anggaran pertahan, Kanselor Olaf Acholz pada Minggu mengumumkan rencananya untuk pembangunan dua terminal liquefied natural gas (LNG) yang menandai perubahan jangka panjang sektor energi Jerman.
Sebelum invasi terjadi tentunya Scholz telah menghambat proses sertifikasi jalur pipa gas Nord Stream 2 dibangun untuk mengirimkan lebih banyak gas dari Rusia menuju Jerman serta melewati aliran gas dari Ukraina.

Sekarang Jerman memperhatikan strategi jangka panjang juga jangka pendek demi mengamankan pasar energi nasionalnya dari kemungkinan terjadinya pemutusan tiba-tiba aliran gas Rusia.

Justru Habeck sebelumnya juga menjabat wakil partai anti nuklir, Green party, dan mengatakan dia tidak “menentang secara ideologis” untuk memperpanjang utilisasi reaktor nuklir terakhir Jerman, tetapi keselamatan tetap menjadi perhatian utama.

Menteri ekonomi memproyeksikan bahwa Jerman akan menghasilkan seluruh listriknya dari energi terbarukan pada 2035 atau 15 tahun lebih awal dari yang direncanakan berdasarkan cuitan Twitter resmi Kementerian.

Perencanaan ulang kebijakan energi untuk mendapat dukungan luas dalam koalisi berkuasa di Jerman. Christian Lindner selaku Menteri Keuangan menyebut energi terbarukan sebagai "energi kebebasan" karena membantu mengurangi ketergantungan pada Rusia dan mengatakan dia mendukung upaya mendorong perluasan hidrogen serta bahan bakar sintetis.