freightsight
Jumat, 18 Oktober 2024

PENGIRIMAN LAUT

Jangkau Daerah Terpencil, Kemenhub Alokasikan Rp500 M untuk Angkutan Udara Perintis 2023

17 Mei 2023

|

Penulis :

Tim FreightSight

via envato.com

Alokasi anggaran angkutan udara perintis merupakan wujud nyata kehadiran negara dalam melayani daerah terpencil, terdepan, tertinggal dan perbatasan (3TP) yang belum terlayani oleh moda transportasi lain.

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengalokasikan anggaran Rp 500 miliar untuk pelaksanaan angkutan udara perintis pada tahun 2023 ini.

Anggaran tersebut akan dialokasikan untuk angkutan perintis penumpang, bahan bakar minyak (BBM) penumpang, angkutan udara perintis kargo, bahan bakar minyak (BBM) angkutan udara perintis kargo dan subsidi angkutan kargo.

Direktur Angkutan Udara, Putu Eka Cahyadhi mengatakan penyelenggaraan angkutan udara perintis merupakan wujud nyata kehadiran negara dalam melayani daerah terpencil, terdepan, tertinggal dan perbatasan (3TP) atau daerah yang belum terlayani oleh moda transportasi lain.

Menurutnya, pelaksanaan kegiatan angkutan udara perintis juga turut mendorong pertumbuhan dan pengembangan wilayah di 3TP. Selain itu juga untuk mewujudkan stabilitas, pertahanan dan keamanan serta mengatasi disparitas harga di wilayah 3TP.

“Pelaksanaan kegiatan angkutan udara perintis 2023, telah menghubungkan sebanyak 152 bandara dan 56 lapangan terbang (lapter), menghubungkan 26 Provinsi dan 100 Kabupaten/Kota, dan mengangkut sebanyak kurang lebih 62.341 penumpang dan kurang lebih 1.078 ton kargo berdasarkan data hingga April 2023,” kata Putu dalam rilis resmi pada Selasa (16/5/2023).

Sebelumnya pada 2022, alokasi pelaksanaan angkutan perintis sebesar Rp 550 miliar. Anggaran tersebut telah dialokasikan untuk anggaran angkutan udara perintis penumpang, anggaran angkutan BBM, frekuensi penerbangan perintis, penumpang penerbangan perintis, dan anggaran angkutan udara perintis kargo, anggaran angkutan bbm perintis kargo, dan anggaran subsidi angkutan udara kargo.

"Untuk tahun anggaran 2022, kami telah berhasil menghubungkan sebanyak 153 bandar udara dan 58 lapangan terbang, serta menghubungkan 26 Provinsi dan 102 kabupaten/kota juga telah mengangkut kurang lebih 294.964 penumpang dan kurang lebih 5.805 ton kargo,” paparnya.

Dengan lancarnya penyelenggaraan angkutan udara perintis dari tahun ke tahun, imbuh Putu, perlu untuk terus meningkatkan kuantitas dan kualitas pelayanan meskipun di tengah keterbatasan alokasi Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).

“Untuk meningkatkan kualitas pelayanan angkutan udara perintis tersebut, maka diperlukan komunikasi dan koordinasi antara pihak-pihak terkait, seperti pemerintah daerah, penyelenggara bandara dan operator penerbangan,” pungkasnya.