freightsight
Jumat, 18 Oktober 2024

EKSPOR

Ekspor Turun, Pertumbuhan Ekonomi Jawa Tengah Melambat

15 Mei 2023

|

Penulis :

Tim FreightSight

via mediaindonesia.com

Di Jawa Tengah terdapat adanya penurunan ekspor TPT, furnitur, dan barang dari plastik.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Jawa Tengah Rahmat Dwisaputra menyebutkan, menarik wisatawan mancanegara ke dalam negeri tak hanya berpengaruh terhadap pertumbuhan sektor pariwisata. Menurutnya, hal ini juga dapat menjadi salah satu cara untuk meningkatkan ekspor.

"Mendorong wisatawan mancanegara ke dalam negeri itu juga adalah satu cara kita meningkatkan ekspor, karena valuta asingnya ditukarkan dengan rupiah. Artinya devisa kita bertambah," katanya.

Menurut Rahmat lebih lanjut, Bank Indonesia akan terus berupaya mendorong peningkatan kinerja ekspor di provinsi ini. Hal ini seiring dengan masih melambatnya ekspor akibat permintaan global masih belum kembali normal, terutama dari mitra dagang utama (Amerika Serikat dan Eropa).

Di Jawa Tengah, terdapat adanya penurunan ekspor TPT, Furnitur, dan Barang dari Plastik. "Memang Jateng menurun ekspornya terutama tekstil dan furnitur, karena memang permintaan global belum normal. Triwulan lalu kita masih optimistis karena memang ternyata China sudah open ekonominya yang tadinya tutup karena pandemi. Ternyata di Amerika timbul krisis, beberapa bank ditutup dan saat ini Amerika terancam default pembayaran hutangnya karena memang defisit. Ini menahan laju ekspor," ujarnya.

"Yang kami dorong (selain masuknya wisatawan mancanegara), pertama adalah perluasan pasar ekspor. Kemudian pengenalan terhadap produk-produk unggulan ekspor kita (Jateng) melalui UMKM Gayeng. Harapan kami sangat besar eksposur masyarakat di luar negeri atau pasar internasional terhadap produk-produk kita, khususnya produk-produk UMKM Jateng," terangnya.

Secara terpisah, Badan Pusat Statistik (BPS) Jateng mencatat kinerja ekspor Jawa Tengah mengalami kontraksi pada triwulan I 2023. Ekspor komoditas tekstil tercatat turun 7,40 persen, kemudian kertas turun 28,54 persen, dan barang dari plastik turun 24,15 persen.

"Ekspor Jawa Tengah ke luar negeri memang mengalami kontraksi secara yoy terutama ekspor barang. Jadi komoditas yang mengalami penurunan adalah ekspor tekstil, ada ekspor kertas dan barang dari plastik," kata Kepala BPS Jateng Dadang Hardiwan saat konferensi pers secara virtual baru-baru ini.

Sementara impor Jawa Tengah yang masuk dari luar negeri, sebutnya, mengalami akselerasi secara tahunan, khususnya bahan baku. "Dan penolong untuk industri, di mana impor dengan pertumbuhan tertinggi ini pada bahan baku industri makanan dan minuman tumbuh sebesar 13,91 persen," tambahnya.

Sementara itu, penurunan kinerja ekspor telah turut memberikan pengaruh terhadap kondisi pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah. Tercatat, perekonomian Jawa Tengah pada triwulan I tahun 2023 tumbuh sebesar 5,04 persen (yoy).

Menurut Dadang, angka pertumbuhan ini relatif sedikit melambat apabila dibandingkan dengan triwulan IV/2022 yang mencapai 5,24 persen. Begitu juga apabila bandingkan dengan pertumbuhan triwulan I 2022 yang tercatat sebesar 5,12 persen.

"Sementara apabila dibandingkan dengan kondisi pada triwulan sebelumnya di mana perekonomian Jawa Tengah ini tumbuh sebesar 1,55 persen. Jadi angka ini memang menguat jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang triwulan IV 2022 yang hanya tumbuh 0,63 persen.
Namun angka pertumbuhan ini masih lebih moderat bila kita bandingkan dengan kondisi pada triwulan I 2022 di mana Jawa Tengah ini mampu tumbuh 1,74 persen," imbuhnya.