freightsight
Rabu, 22 Mei 2024

PENGIRIMAN LAUT

Jalur Pelayaran Kembali Tertunda, Pemulihan Pengiriman Kian Terhambat

10 Januari 2023

|

Penulis :

Tim FreightSight

via unsplash

Operator laut dikabarkan sedang dalam pembicaraan dengan galangan kapal untuk menunda pengiriman untuk sebagian dari 2,3 juta TEUs barang yang akan diangkut sepanjang 2023.

Seiring dengan permintaan kargo yang kian pesimistis, operator laut dikabarkan sedang dalam pembicaraan dengan galangan kapal untuk menunda pengiriman untuk sebagian dari 2,3 juta TEUs barang yang akan diangkut sepanjang 2023.
Biasanya kontrak pembuatan kapal menyertakan klausul untuk memfasilitasi penundaan pengiriman hingga enam bulan atau lebih tergantung pada tahap konstruksi dari pesanan lain.

Namun dengan industri kapal kontainer yang tengah menghadapi tantangan, galangan kapal mungkin harus menjadwalkan ulang tanggal pengiriman dan menunda keberangkatan kapal berukuran lebih kecil. Kondisi ini memaksa persaingan antara operator untuk mendapatkan peti kemas dalam jumlah yang layak untuk berlayar. Terlebih ketika barang dirampas oleh kedatangan ULCV 24.009 TEUs yang baru dari perdagangan di Asia dan Eropa Utara.

Namun petugas pengadaan jalur pelayaran telah diminta untuk menghentikan pesanan kontainer baru dan mengembalikan sebanyak mungkin peralatan yang disewa guna meringankan biaya penyimpanan yang besar sementara kontainer kosong.
Meski demikian, platform peti kemas pengiriman online, Container x Change, CEO Christian Roeloffs mengatakan, peti kemas akan mendapatkan banyak stok pada kuartal pertama 2023. Namun ruang penyimpanan tidak cukup untuk menampung semua peti kemas.

“Dengan pelepasan inventaris peti kemas lebih lanjut ke pasar, akan ada tekanan tambahan pada penyimpanan dalam beberapa bulan mendatang. Ini akan menjadi tantangan utama bagi operator, tapi di sisi lain memberikan keunggulan kompetitif bagi pelaku usaha dalam bisnis ini, terutama di China karena posisi peti kemas kosong di sana.” katanya.

Pukulan dari penurunan permintaan dan pelonggaran konsekuensi dari kemacetan pelabuhan di sisi darat pada berbagai pusat peti kemas telah menyebabkan pengembalian besar-besaran dalam hal penawaran-permintaan. Menurut indeks permintaan-penawaran Drewry Container Forecaster terbaru, pasar akan melihat pergeseran besar dalam keseimbangan ke posisi 19% di bawah ekuilibrium.

Namun demikian, analis maritim mengatakan, pihaknya mengantisipasi pengurangan kapasitas yang diperkirakan akan menjadi lebih agresif setelah Tahun Baru Imlek, akan menjaga pertumbuhan armada top line menjadi relatif rendah yakni sebesar 1,9%.

“Saat ini peti kemas telah pecah, rekor pemesanan hiruk pikuk tahun 2021 dan 2022 yang hingga saat ini telah mengalami kontraksi sekitar 6,7 juta teu – sekarang tampak berlebihan,” kata Drewry.

Operator mungkin mendapat keuntungan dari penarik pendapatan kontrak yang lebih tinggi di awal tahun ini. Tetapi dengan berakhirnya perjanjian lama dan kesepakatan baru yang ditetapkan pada tingkat yang jauh lebih rendah, akun P&L untuk industri tampaknya menjadi jauh lebih tidak sehat.