freightsight
Kamis, 25 April 2024

EKSPOR

Jajaki Kerja Sama Perikanan, Menteri Trenggono Kunjungi Norwegia

23 Mei 2022

|

Penulis :

Tim FreightSight

Ekspor Perikanan

Dokumentasi via detik.com

Upaya kerja sama ini bertujuan untuk mendukung implementasi program prioritas KKP, terutama pengembangan perikanan budidaya dengan komoditas berorientasi ekspor seperti udang, lobster, kepiting dan rumput laut.

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono melakukan kunjungan Kota Bergen di Norwegia yang merupakan salah satu kota pelabuhan tertua di Eropa Utara. Kunjungan ini bertujuan untuk melihat langsung kegiatan perikanan dan menjajaki kelanjutan kerja sama antara Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dengan sejumlah institusi milik Pemerintah Norwegia.

Menteri Trenggono membawa sejumlah eselon I dan didampingi oleh Duta Besar Republik Indonesia untuk Kerajaan Norwegia dan Republik Islandia Todung Mulya Lubis dan Wakil Ketua Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat RI G. Budisatrio Djiwandoo.

Pada Jumat (20/5/2022), Menteri Trenggono mendatangi Institute of Marine Research (IMR) dan Directorate of Fisheries Norway (DoF).

IMR adalah salah satu lembaga penelitian kelautan terbesar di Eropa yang berafiliasi dengan Kementerian Perdagangan, Perindustrian dan Perikanan Norwegia. Sementara DoF adalah institusi bagian dari Kementerian Perikanan Norwegia yang menangani akuakultur, perikanan tangkap dan pengelolaan pesisir pantai.

“Saya memanfaatkan kesempatan ini untuk mengobservasi fasilitas penelitian perikanan terbesar milik Pemerintah Norwegia. Saya harap IMR terus melanjutkan kerja sama perikanan budidaya dengan KKP. Seperti dalam bentuk pelatihan, peningkatan kapasitas maupun kolaborasi lain yang diperlukan pada tahun-tahun yang akan datang,” ujar Menteri Trenggono.

Dia menambahkan, upaya kerja sama dengan IMR ini bertujuan untuk mendukung implementasi program prioritas KKP, terutama pengembangan perikanan budidaya dengan komoditas berorientasi ekspor seperti udang, lobster, kepiting dan rumput laut.

Antara KKP dan IMR sebelumnya pernah menjalin kerja sama pada rentang waktu 2009 hingga 2012. Kerja sama itu meliputi pelatihan dan desain hatchery intensif ikan kakap, studi banding peraturan budidaya laut, hingga pertukaran informasi budidaya laut.

Adapun bentuk pelatihan yang diberikan IMR di antaranya memberikan expertise dan penyediaan komponen teknis di BPBL Lombok, terutama perbaikan manajemen kesehatan ikan dan bio-security. Kemudian penyelenggaraan Short Training Industrial Production of Marine Finfish di BBL Batam dengan mendatangkan para ahli dari kedua negara sebagai narasumber.

Sementara, dalam kunjungannya di Directorate of Fisheries Norway (DoF), Menteri Trenggono mengaku mendapatkan ilmu berharga terkait pengelolaan kawasan konservasi yang berintegrasi dengan perikanan (lobster, rumput laut, dan cod).

“Norwegia menjadi benchmark yang bagus tentang implementasi penangkapan ikan berbasis kuota dalam upaya menjaga ekologi. Di sini kita mengupayakan kerja sama karena Norwegia merupakan negara yang kegiatan perikanannya sangat maju,” imbuh Menteri Trenggono.

Diungkapkan bagaimana cara Norwegia mengelola sektor perikanan tangkap dan budidaya yang memperhatikan kepentingan ekologi dan ekonomi.

“Untuk penangkapan berbasis kuota, mereka perlu waktu 20 tahun. Indonesia baru memulai tahun ini. Kita bisa ambil pelajaran itu dari mereka agar penerapannya tidak salah,” terangnya.

Sementara itu, Dubes Todung menyebutkan bahwa Norwegia memiliki industri perikanan tangkap maupun perikanan budidaya yang modern serta dapat dipelajari untuk kemudian diterapkan di Indonesia.

“Kita berharap lebih banyak investasi dan teknologi bidang perikanan dari Norwegia yang datang ke Indonesia pasca kunjungan Menteri Trenggono ini,” katanya.

Asisten Khusus Menteri Kelautan dan Perikanan Doni Ismanto menambahkan dalam kunjungan ke Norwegia juga rencananya akan diadakan pertemuan antara Menteri Trenggono dengan Minister of International Development Norwegia Anne Beathe Tvinnereim dan Minister of Fisheries and Ocean Policy Norwegia Bjørnar Selnes Sknæran.

“Pak Menteri memandang Pemerintah Norwegia sebagai mitra strategis dalam mendukung strategi ekonomi biru untuk menjaga kelautan Indonesia,” ujarnya.