freightsight
Jumat, 26 April 2024

INFO INDUSTRI

Intip Bagaimana Peluang Ekspor Industri Makanan Olahan RI untuk 2 Tahun Mendatang

30 Mei 2022

|

Penulis :

Tim FreightSight

Ekspor Makanan

Produksi Makanan Olahan via ekbisbanten.com

Industri makanan olahan Indonesia mengandalkan pasar ekspor dalam kurun waktu 2 tahun mendatang.

Upaya tersebut juga rupanya telah didukung oleh sebagian industri pangan yang memang berhasil menjaga tingkat utilisasi sehingga tetap tinggi.

Industri makanan olahan Indonesia akan mengandalkan pasar ekspor dalam kurun waktu 2 tahun mendatang. Ekspor makanan olahan ini akan digenjot untuk mengoptimalkan peluang ekonomi komoditas yang paling potensial itu.

Mengutip Perpres 74/2022 mengenai Kebijakan Industri Nasional (KIN) bahwa produk makanan olahan yang memiliki ukuran pasar yang besar di luar negeri seiring dengan peningkatan jumlah populasi penduduk di dunia.

"Hal tersebut mengindikasikan terbukanya pasar ekspor," tulis beleid tersebut seperti yang dikutip pada hari Sabtu (28/5/2022).
Peluang komoditas makanan olahan RI yang ada di pasar dunia ini ternyata memang tidak kecil untuk dioptimalkan dan ini tentu sesuai dengan tahapan capaian pembangunan industri 2022-2024 dalam Perpres 74/2022.

Berdasarkan data Kementerian Perdagangan (Kemendag) bahwa ekspor produk makanan olahan RI ini tercatat selalu mengalami pertumbuhan positif untuk nilai ekspor dalam kurun waktu 5 tahun terakhir atau lebih tepatnya yaitu sejak tahun 2017.

Nilai ekspor produk makanan olahan dalam negeri ini rupanya tumbuh signifikan lebih dari 7,58 persen selama periode 2017 - 2021 dari US$6,27 miliar dan sekarang menjadi US$8,6 miliar.

Upaya tersebut juga rupanya telah didukung oleh sebagian industri pangan yang memang berhasil menjaga tingkat utilisasi sehingga tetap tinggi. Di antaranya adalah industri pengolahan buah dan industri pengolahan kopi yang memang sekarang masih berada di atas 90 persen.

Industri lainnya yaitu seperti industri pengolahan susu, minyak nabati juga teh memiliki tingkat utilisasi bisa bertahan di level moderat pada rentang 60 persen - 80 persen.

Sementara itu, untuk industri pengolahan ikan, pengolahan rumput laut juga pengolahan kakao tingkat utilisasinya berada pada kisaran 50 persen.

"Hal tersebut memberikan gambaran bahwa masih terdapat banyak ruang untuk melakukan perbaikan di masa depan," tulis beleid lagi.