freightsight
Kamis, 21 November 2024

INFO INDUSTRI

Industri Manufaktur RI Potensi Pimpin Ekspor 2022

15 Februari 2022

|

Penulis :

Tim FreightSight

Industri Manufaktur

Manufaktur @ Life-Of-Pix via Pixabay

• Kementerian Perdagangan (Kemendag) berkomitmen mengoptimalkan hilirisasi sejumlah komoditas hasil tambang, bauksit, dan industri otomotif pada tahun 2022.

• Pasar terbesar industri otomotif RI berada di Filipina sebesar 23,3 persen diikuti Vietnam dan Thailand yang masing-masing berada di angka 10,2 persen dan 9,4 persen.

Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi memberikan pemaparan dalam webinar Mid Year Economic Outlook 2021: Prospek Ekonomi Indonesia Pasca Stimulus, Relaksasi dan Vaksinasi di JAKARTA, Rabu (7/2/2022).

Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan hilirisasi sejumlah komoditas hasil tambang hingga industri otomotif telah berhasil meningkatkan nilai tambah ekspor untuk neraca perdagangan sepanjang 2021.

Lutfi menambahkan, operasi dagang itu sudah mampu menguasai sebagian besar pasar global. ia mencontohkan ekspor komoditas besi dan baja mencapai US$18,62 miliar sepanajang 2021 dan tercatat 61 persen di antaranya menyasar ke China.

“Ketika RI jual ke China artinya kita bisa jual juga untuk pasar seluruh dunia. Tapi sangat perlu perjanjian dagang yang memadai dengan negara-negara dunia terkait ekspor hilirisasi baja ini,” tutur Lutfi dalam Mandiri Forum Investment Forum pada Rabu (9/2/2022).

Lutfi menegaskan, kementeriannya berkomitmen untuk mengoptimalkan hilirisasi sejumlah komoditas hasil tambang, bauksit dan belakangan industri otomotif pada tahun ini. Menurutnya, investasi pada ketiga sektor itu mengalami peningkatan yang signifikan seiring dengan torehan positif sepanjang 2021.

Adapun total ekspor produk elektronik pada 2021 mencapai US$10,57 miliar. Dari angka itu, 18,3 persen dikirim ke Singapura dan 17 persen diterbangkan ke Amerika Serikat. Selain itu, ekspor industri otomotif domestik mencapai US$7,87 milyar sepanjang 2021. Adapun, pasar terbesar industri otomotif RI berada di Filipina sebesar 23,3 persen diikuti Vietnam dan Thailand yang masing-masing berada di angka 10,2 persen dan 9,4 persen.

"Saya rasa Indonesia mampu menjadi pusat produksi industri dan tidak hanya memimpin pasar domestik dengan jaringan pasar yang luas, tetapi juga menjadi power house industry dunia untuk teknologi mutakhir khusus energi hijau dan terbarukan," kata Lutfi.

Koordinator Wakil Ketua Umum III Kadin bidang Maritim Investasi dan Luar Negeri Shinta Widjadja Kamdani memaparkan, kondisi itu menyebabkan harga sejumlah komoditas produk unggulan seperti minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) dan batu bara akan terkoreksi seiring dengan pemulihan supply chain di pasar global.

Di sisi lain, Shinta menjelaskan bahwa pemerintah belum melakukan upaya optimal terkait diversifikasi atau substitusi ekspor non komoditas yang dapat mengkompensasi proyeksi penurunan penerimaan ekspor atas produk-produk yang sempet terkerek naik akibat siklus komoditas super sepanjang 2021.

"Potensi gerbang ekspor terbesar pada 2022 ini sebetulnya terletak di sektor manufaktur, bukan komoditas. Untuk itu, kami menghimbau keseriusan pemerintah untuk turut aktif mendorong program peningkatan efisiensi usaha dan perdagangan manufaktur nasional yang bakal berorientasi pada ekspor,” kata Shinta pada Rabu (9/2/2022).