freightsight
Selasa, 30 April 2024

EKSPOR

Industri Garmen dan Tekstil di Jawa Tengah Kian Lesu

27 Juli 2023

|

Penulis :

Tim FreightSight

www.ecotextile.com

Industri garmen dan tekstil Jateng belum menunjukkan perbaikan signifikan.
Pasar ekspor untuk kedua komoditas itu masih potensial.

Industri garmen dan tekstil yang ada di Jawa tengah belum menunjukkan perbaikan yang signifikan. Walaupun memang dalam beberapa waktu lalu, BI merilis Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) Jawa Tengah yang menunjukkan peningkatan, tetapi pasar untuk produk garmen dan tekstil masih juga lesu.

"Terus terang saja, industri tekstil belum terlalu menggembirakan. Garmen pun kalau sekarang ini juga tetap setelah pandemi Covid-19 tumbuh, tetapi dia merangkak," kata Frans Kongi, Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jateng, Rabu (26/7/2023).

Frans di sini pun juga menyampaikan bahwa pasar ekspor untuk kedua komoditas itu masih potensial. Namun demikian, guncangan ekonomi yang terjadi di negara utama tujuan ekspor Jawa Tengah menyebabkan realisasi permintaan produk belum usai hanya dengan harapan pelaku usaha saja.

"Kalau kita di dalam negeri, terutama UMKM, justru dia tangguh untuk bertahan. Industri besar itu punya risiko yang besar, sementara UMKM itu produktif," jelas Frans kepada Bisnis.

Walaupun memang kinerja industri tekstil dan garmen masih memperlihatkan pelemahan, tetapi Frans di sini mengungkapkan bahwa realisasi investasi dari pemain-pemain baru sudah mulai masuk.

"Tidak masuk secara masif sekali. Tapi ada sedikit yang masuk ke Jawa Tengah dari Jawa Barat. Seperti misalnya di Jepara, kemudian ada juga di Brebes," ungkapnya.

Hal tersebut tentu saja dapat dikonfirmasi dari realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) Jawa Tengah sepanjang periode Semester I/2023. Berdasarkan data Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Jawa Tengah, PMA juga kini tengah banyak mengincar wilayah Kabupaten Kendal, Kabupaten Pemalang, Kabupaten Jepara, serta Kabupaten Kudus.

"Yang menarik adalah, bahwa sektornya itu untuk Jawa Tengah PMA-nya masih dominan alas kaki dan tekstil. Jadi masih yang padat karya," jelas Sakina Rosellasari, Kepala DPMPTSP Provinsi Jawa Tengah saat ditemui wartawan.

Dilihat dari nilai investasi yang sebelumnya telah masuk, memang Jawa Tengah belum juga dapat masuk ke dalam peringkat lima besar daerah dengan realisasi investasi tertinggi yang ada di tingkat nasional. Namun, Sakina di sini menyebut investasi padat karya itu memberikan banyak sekali keuntungan. Salah satunya penyerapan tenaga kerja jumlah besar yang akan memberi dampak positif untuk angka pengangguran di Jawa Tengah.