INFO INDUSTRI
1 Maret 2022
|
Penulis :
Tim FreightSight
• Kemenkeu mengatakan Neraca pembayaran Indonesia 2021 menunjukkan kinerja positif dengan mencatatkan surplus sebesar 13,5 miliar dolar AS.
• Neraca jasa masih mencatat defisit sebesar 4,1 miliar dolar AS yang lebih tinggi dari kuartal sebelumnya.
Febrio Kacaribu selaku Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian keuangan (Kemenkeu) mengatakan bahwa Neraca pembayaran Indonesia pada 2021 menunjukkan kinerja positif dengan mencatatkan surplus sebesar 13,5 miliar dolar AS atau mencapai 1,13 persen dari PDB.
Jumlah surplus ini telah meningkat signifikan jika dibanding tahun lalu sebesar 2,6 miliar dolar AS.
Kinerja yang positif ini didorong oleh perbaikan Neraca Transaksi Berjalan mencatat surplus sebesar 3,3 miliar dolar AS atau 0,3 persen dari PDB dibanding tahun lalu mengalami defisit 4,4 miliar dolar AS.
Sementara itu, kinerja Neraca Transaksi Modal dan Finansial menunukan peningkatan surplus 11,7 miliar dolar atau 1 persen dari PDB dibanding tahun sebelumnya sebesar 7,9 miliar dolar AS.
“Selama 2021 di tengah tekanan global akibat eskalasi pandemi juga gejolak pengurangan stimulus moneter oleh bank sentral, neraca pembayaran Indonesia menduduki posisi kuat. Hal ini yang menjadi capaian krusial, mengingat neraca pembayaran adalah salah satu pilar stabilitas makro nasional,” ungkapnya, Sabtu (12/2/2022).
Telah tercatat transaksi yang berlanjut surplus 1,4 miliar dolar AS atau 0, persen dari PDB pada Q4/2021 yang ditopang surplus neraca barang tetap tinggi seiring dengan tren positif harga komoditas serta membaiknya permintaan negara mitra dagang.
Kalau diperinci, neraca barang nonmigas terus surplus meningkat di tengah negatifnya neraca migas.
Ekspor nonmigas yang meningkat pada Q4 2021 sangat tinggi 47,3 persen secara tahunan didominasi oleh komoditas seperti bahan bakar mineral, lemak nabati, serta besi baja.
Kinerja ekspor 2021 tercatat lebih tingi dari tahun sebelumnya dengan pertumbuhan 42,5 persen secara tahun berjalan bahkan pertumbuhan tersebut lebih tinggi dari masa pra pandemi.
Di samping itu, neraca jasa masih mencatat defisit sebesar 4,1 miliar dolar AS yang lebih tinggi dari kuartal sebelumnya disebabkan adanya pelebaran defisit pada neraca jasa transportasi karena aktivitas perdagangan internasional.
Sementara itu, ketidakpastian pasar keuangan global sepanjang 2021 kinerja transaksi modal dan finansial mampu mengalami peningkatan menjadi 11,7 miliar dolar AS.
Pada Q4 2021, totalitas pasar keuangan global relatif meningkat sehingga memberi dampak kinerja transaksi modal dan finansial yang mencatat defisit 2,4 miliar dolar AS atau 0,7 persen dari PDB setelah tiga kuartal sebelumnya mencatatkan surplus.
Febrio mengungkapkan bahwa ketidakpastian di pasar keuangan global telah diperkirakan cukup tinggi ke depan dan sejalan perkembangan kebijakan pengetatan moneter dari negara maju yang diperkirakan berpengaruh pada kelanjutan aliran modal ke dalam negeri.
Di samping itu, kinerja Transaksi Berjalan menghadapi tantangan adanya penguatan impor dan tren normalisasi harga komoditas.
“Oleh karenanya, Pemerintah bersama BI dan otoritas terkait terus akan berkoordinasi menjaga stabilisasi ekonomi untuk mendukung peningkatan kinerja perekonomian nasional,” ungkapnya.
Bagikan artikel ini:
ARTIKEL TERKAIT
TERPOPULER
18 Maret 2024
1 Maret 2024
2 Februari 2024
17 Januari 2024
3 Januari 2024
19 Desember 2023
6 Desember 2023
5 Desember 2023
4 Desember 2023
Selalu update dengan berita terbaru!
LAPORAN INDUSTRI
18 Maret 2024
1 Maret 2024
2 Februari 2024
Copyright 2021 © Freightsight. Kebijakan privasi