freightsight
Rabu, 24 April 2024

EKSPOR

India Batasi Ekspor Gula, Apa Pengaruhnya untuk RI?

27 Mei 2022

|

Penulis :

Tim FreightSight

Ekspor Gula India

Ekspor Gula via voanews.com

Pemerintah khawatir inflasi pangan, dan itulah sebabnya pemerintah berusaha memastikan bahwa kebutuhan gula di dalam negeri tercukupi untuk memenuhi musim festival.

Setelah sebelumnya melarang ekspor gandum, kini India berencana untuk membatasi ekspor gula ke pasar global. Melalui sebuah pernyataan pada hari Rabu (25/5/2022), pemerintah India mengatakan akan membatasi ekspor gula hingga 10 juta ton untuk musim pemasaran yang berlangsung hingga September mendatang.

Langkah ini dilakukan untuk menjaga harga gula tetap terkendali di pasar domestik dalam negeri. Selain itu, pemerintah India juga telah meminta eksportir memiliki izin khusus dari pihak berwenang untuk melakukan ekspor gula antara 1 Juni hingga 31 Oktober.

Langkah pembatasan ekspor gula ini muncul di tengah situasi ekonomi yang kewalahan akibat inflasi dan kenaikan harga besar-besaran pada barang ritel secara tahunan di India. Inflasi negara tersebut tercatat mencapai 7,8%, merupakan level tertinggi dalam hampir delapan tahun.

Dalam pernyataannya pada World Economic Forum (WEF) di Davos, Swiss, Menteri Perdagangan India Piyush Goyal mengatakan ekspor gula India seharusnya tidak mempengaruhi pasar internasional.

“Kami terus mengizinkan ekspor ke negara dan tetangga yang rentan dengan izin khusus,” kata Goyal.

Sebagai informasi, India sendiri adalah produsen gula terbesar di dunia dan eksportir terbesar kedua setelah Brasil. Pemerintah PM Narendra Modi mengatakan bahwa India perlu mengambil tindakan untuk mempertahankan ketersediaan pasokan gula dalam negeri.

Pada musim pemasaran tahun ini, yang berlangsung sejak Oktober 2021 hingga September 2022 mendatang, pabrik gula India sejauh ini sudah menekan kesepakatan ekspor sekitar 9 juta ton.

Dalam periode 12 bulan sebelumnya, negara tersebut mengirimkan 7 juta ton gula ke luar negeri, yang menjadi jumlah tertinggi dalam catatan ekspor beberapa tahun terakhir, menurut data pemerintah setempat.

Awalnya, India berencana membatasi ekspor gula sebanyak 8 juta ton. Namun pemerintah memutuskan untuk mengizinkan pabrik menjual lebih banyak gula di pasar dunia karena ada peningkatan produksi.

Pemerintah khawatir inflasi pangan, dan itulah sebabnya pemerintah berusaha memastikan bahwa kebutuhan gula di dalam negeri tercukupi untuk memenuhi musim festival.

Merespon kondisi ini, Direktur Eksekutif Asosiasi Gula Indonesia (AGI) Budi Hidayat mengatakan, meskipun Indonesia masih melakukan impor gula dalam jumlah besar, nampaknya kebijakan pembatasan ekspor gula India tak akan terlalu berdampak pada Indonesia.

Pasalnya, menurut Budi, kebutuhan gula dalam negeri justru lebih banyak dipenuhi oleh Thailand, Brazil, dan Australia. Sementara pasokan dari India justru tidak banyak.

“Kita memang butuh impor banyak, tapi India bukan satu-satunya yang men-supply kebutuhan Indonesia, yang terbesar saat ini masih Thailand, kemudian Brazil dan Australia,” ujar Budi.

Selama ini impor gula paling besar dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pemanis industri. Bentuknya berupa raw sugar yang kemudian diolah lagi oleh pabrik rafinasi.

“Angka impor terbesar adalah untuk memenuhi kebutuhan gula industri, yang diimpor itu raw sugar-nya lalu diolah oleh pabrik gula rafinasi,” terang Budi.