freightsight
Selasa, 7 Mei 2024

INFO INDUSTRI

Impor Minyak Mentah RI Tembus Rp 26 T Pada Kuartal 1 2022

30 April 2022

|

Penulis :

Tim FreightSight

Impor Minyak Mentah

Ilustrasi Impor Minyak via Pixabay

Impor minyak mentah RI pada Januari-Maret 2022 mencatat torehan senilai US$ 1,81 miliar atau sekitar Rp 25,9 triliun berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) RI.

Impor minyak mentah RI pada Januari-Maret 2022 mencatat torehan senilai US$ 1,81 miliar atau sekitar Rp 25,9 triliun (mengacu pada kurs Rp 14.300 per US$). Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) RI dikutip pada Kamis (21/4/2022), nilai impor selama kuartal I 2022 ini naik 21,5% dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya 2021 yang hanya sebesar US$ 1,49 miliar.

Meski dari sisi nilai impor melonjak, namun dari sisi volume impor minyak mentah pada kuartal I 2022 ini mengalami penurunan secara tahunan (year on year/yoy). Dari sisi volume, impor minyak mentah selama Januari-Maret 2022 mencatat 2,85 juta ton, turun 19% dari periode yang sama 2021 sebesar 3,53 juta ton.

Adapun impor minyak mentah pada Maret 2022 ini menurun sebesar 18% dari 1,18 juta ton menjadi 959 ribu ton pada Februari 2022. Sementara jika dibandingkan dengan Maret 2021 yang senilai 1,58 juta ton, impor minyak mentah pada Maret 2022 ini merosot lebih besar lagi.

Belum ada keterangan lebih lanjut mengenai alasan penurunan impor minyak mentah pada kuartal I 2022 ini, terutama pada Maret 2022 yang mencatatkan penurunan terbesar. Namun, jika merujuk pada kapasitas pengelolaan minyak nasional, kemungkinan ini bisa disebabkan oleh pemeliharaan total skala besar pada salah satu kilang minyak di dalam negeri yang menyebabkannya berhenti beroperasi.

Kilang minyak yang sedang dalam masa perawatan tersebut adalah Kilang Balongan di Indramayu, Jawab Barat yang berdiri di bawah perusahaan plat merah PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), Subholding Refinery & Petrochemical Pertamina. Operasional Kilang Balongan berhenti total selama masa pemeliharaan sejak awal Maret hingga akhir April 2022 mendatang. Akibatnya, terjadi pengurangan kebutuhan minyak mentah dalam negeri.

Sebagai informasi, kapasitas Kilang Balongan mampu mengolah minyak mentah sebanyak 125 ribu barel per hari (bph). Adapun Kilang Balongan ini menghasilkan produk olahan termasuk solar (gasoil), bensin (gasolin), avtur dan polypropylene. Pengembangan kapasitas Kilang ini ditargetkan mampu mengolah hingga 150 ribu bph minyak mentah.

Sementara itu, dari sisi produksi minyak mentah nasional, produksi terangkut (lifting) minyak dan gas bumi Indonesia hingga Februari 2022 masih jauh dari target yang telah ditentukan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2022.

Hingga Februari 2022, realisasi lifting minyak RI tercatat hanya sebesar 610,67 ribu barel per hari (bph) atau sekitar 87% dari target APBN 2022 sebesar 703 ribu (bph). Sementara lifting gas tercatat 969,05 ribu barel setara minyak per hari (boepd) lebih rendah dari target 1,036 juta (boepd) tahun ini.

Hal itu dikemukakan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers APBN pada Rabu (20/4/2022). Sri Mulyani menyebut, lifting minyak di Januari 2022 tercatat 572,77 ribu bph, jumlah ini menurun dibandingkan Desember 2022. Sementara untuk lifting gas di Januari tercatat mencapai 981,57 ribu boepd.

Namun demikian, menurutnya rendahnya lifting migas ini masih bisa terbantu oleh lonjakan harga minyak dunia atau harga minyak mentah Indonesia (ICP) sehingga penerimaan negara masih tinggi.

"Sisi lifting lebih rendah dari asumsi APBN, tapi penerimaan dari sisi nominal baik karena harga ICP kita adalah rata-rara Desember-Februari itu US$ 84,9 atau US$ 85 per barel," ungkap Sri Mulyani.