freightsight
Kamis, 28 Maret 2024

INFO INDUSTRI

Hilirisasi Berjalan Lancar, Sektor Industri Sukses Kerek Ekspor Indonesia

24 Februari 2022

|

Penulis :

Tim FreightSight

Sektor Ekspor

Pelabuhan via DP World

• Nilai ekspor RI 2021 naik dengan produk industri dan industri yang berteknologi tinggi mendukung hilirisasi nasional.

• Di samping itu, untuk CPO bahwa Bustanul Arifin selaku ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) mengatakan bahwa kinerja CPO naik daun.

Nilai ekspor RI pada 2021 sukses terkerek naik dengan produk industri dan industri yang berteknologi tinggi mendukung hilirisasi nasional.

Usaha ini menjadi salah satu jalan bagi Indonesia untuk bertransformasi dari negara penjual barang mentah menjadi penjual barang industri yang berteknologi tinggi. Berdasarkan dara kementerian Perdagangan (Kemendag) bahwa nilai ekspor 2021 mencapai 231 miliar dolar AS atau yang naik dalam 10 tahun terakhir senilai 203 miliar dolar AS pada 2021.

Muhammad Lutfi selaku Menteri perdagangan mengatakan bahwa ada empat dari lima barang ekspor termasuk kategori industri tersebut. Crude palm oil atau minyak sawit turunannya berhasil menyumbang 33,83 miliar dolar AS diikuti oleh besi baja, elektronik serta industri mobil.

“Tak pernah terbayang besi aja menjadi primadona ekspor, ini merupakan komitmen dari hilirisasi produk tambang,” ungkap Lutfi dalam acara Gambir Trade Talk pada Rabu (23/2/200).

Tentu memang bukan besi baja dalam bentuk steel rock yang melainkan sudah difabrikasi, sehingga diterima oleh dunia. Misalnya saja Amerika Serikat yang telah menggunakan produk ini untuk pertambangan bandara di Los Angeles.

Adapun kabar gembira lagi bahwa Lutfi mengatakan melalui Australia-Indonesia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA), bahwa Indonesia memang telah berhasil mengekspor 300.000 mobil ke Australia pada 2021. Beliau juga melihat Australia telah menjadi pasar yang menguntungkan untuk ke depannya.

Di samping itu, untuk CPO bahwa Bustanul Arifin selaku ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) mengatakan bahwa kinerja CPO naik daun, tetapi justru berdampak pada harga minyak goreng yang ada di Indonesia.

“Harga CPO naik menjadi 100 persen akibat dari pemanfaatan energi yang telah naik hingga 24 persen dalam dua tahun terakhir, sehingga memang telah meningkatkan harga minyak goreng dan menimbulkan persoalan baru di dalam negara Indonesia,” ungkapnya.