freightsight
Jumat, 22 November 2024

INFO INDUSTRI

Harga Tembaga dan Aluminum Meroket, Industri Kabel Domestik Ketar-Ketir

15 Maret 2022

|

Penulis :

Tim FreightSight

Tembaga dan Aluminium

Tembaga via Bloomberg

• Pengusaha kabel di Indonesia diisi oleh 54 pabrikan yang bergerak di sektor kabel listrik dengan kapasitas produksi kabel dan konduktor tembaga sebesar 450.000 ton per tahun. Sementara untuk kapasitas produksi kabel dan konduktor aluminium mencapai 250.000 per tahun.

Industri kabel domestik tengah ketar-ketir akibat lonjakan harga komoditas, terutama tembaga dan aluminum. Keduanya merupakan bahan baku utama pembuatan konduktor kabel. Asosiasi Perusahaan Kabel Listrik Indonesia (Apkabel) mencatat kenaikan dua material utama tersebut sudah menyentuh 40 persen.

Di sisi lain, harga minyak dunia berpengaruh terhadap melambungnya harga sejumlah material pendukung isolator faber optic yang terdiri dari beberapa jenis plastik. Ketua Umum Apkabel Noval Jamalullail mengatakan, industri kabel sebenarnya mulai menunjukkan perkembangan sejak awal tahun ini. Kondisi utilitas kapasitas produksi juga terlihat membaik. Hanya saja, pengusaha kembali terpukul oleh harga komoditas yang melangit sebagai imbas perang di Ukraina.

“Harga kenaikan saat ini sangat gila-gilaan, lebih dari 40 persen. Ini tentu jadi force majeure. Meski Indonesia tidak ikut perang, tapi kami kena dampaknya, seluruh dunia terdampak,” kata Noval melalui saluran daring pada Kamis (10/3/2022).

Dia menambahkan, kabel listrik dengan material konduktor aluminium dipesan hampir seluruhnya oleh PT PLN (Persero). Sementara itu, PLN menetapkan kebijakan baru berupa sistem kontrak satu tahun dengan harga flat. Kebijakan ini dianggap menjadi masalah karena saat kontrak ditandatangani, harga komoditas tidak setinggi saat ini.

Noval sudah melakukan pertemuan dengan pihak PLN agar kontrak tersebut tidak dilanjutkan. Terutama dengan nilai kontrak mencapai ratusan milyar rupiah, selisih harga kesepakatan dan biaya produksi aktual sangat besar, sehingga bila produksi tetap dilanjutkan pabrikan akan menelan kerugian besar.

Sementara itu, kelangkaan juga terjadi pada segmen kabel telekomunikasi dimana komoditas fiber core juga mengalami kenaikan harga yang fantastis. Dilansir dari catatan Kementerian Perindustrian, industri kabel domestic diisi oleh 54 perusahaan yang bergerak di bidang sektor kabel listrik dengan kapasitas produksi kabel dan konduktor tembaga sebanyak 450.000 ton per tahun. Adapun produksi kabel dan konduktor aluminium mencapai 250.000 ton per tahun.

Awalnya, Noval memperkirakan industri kabel dapat tumbuh hingga 20 persen tahun ini. Namun, melihat ketidakpastian pergerakan harga komoditas akibat invasi Rusia ke Ukraina, ia menurunkan proyeksi tersebut menjadi 10 persen saja.