INFO INDUSTRI
22 Februari 2022
|
Penulis :
Tim FreightSight
• Krisis container shortage selama pandemi Covid-19 memicu tingginya pemesanan container box atau peti kemas baru tahun lalu.
• Jika peti kemas baru mengalami penurunan, justru harga peti kemas bekas lebih tua di pasar tidak menurun, kara Triton dan Textainer.
Krisis container shortage selama pandemi Covid-19 memang memicu tingginya angka pemesanan container box atau peti kemas baru tahun lalu. Berdasarkan data lembaga Researcher Drewry, total pesanan baru pada 2021 justru mencapai 7,18 juta TEUs. Ini adalah rekor baru dalam sejarah industri.
Angka ini justru tumbuh 62 persen dari rekor sebelumnya pada 2012 dan tumbuh 130% dari jumlah tahun 2020.
Rekor produksi peti kemas sejalan dengan rekor harganya yang melonjak. Menurut Drewry justru rekor harga tahun lalu mencapai 4.000/ TEU dolar AS. Namun, sekarang baik jumlah produksi maupun harga mengalami penurunan signifikan.
“Masa puncaknya sudah lewat. Jumlah pesanan tahun ini turun drastis beserta harganya,” ungkap Drewry.
Berdasarkan data Triton International (NYSE:TRTN) dan Texktainer (NYSE:TGH), dua perusahaan lessor Container dunia bahwa harga peti kemas baru menurun sekitar 3.400 dollar AS/ TEU.
“Harga peti kemas baru menurun. Volume produksi tahun lalu sangat tinggi diperkirakan bisa atasi masalah container shortage. Permintaan produksi tahun ini menurun drastis. Ini berdampak pada penurunan harga,” ungkap John O’Callaghan selaku kepala operasi Triton dalam konferensi pada analis baru-baru ini.
Menurut Drewry, trend penurunan (order pemesanan baru) dimulai sejak Q4 tahun lalu. Total pemesanan Q4 sebanyak 1,76 juta TEU yang turun 14 persen dari 2,05 juta TEUs pada Q3.
Beliau pun juga memperkirakan produksi tahun ini mencapai 4,5 juta – 4,8 juta TEUs yang turun 33 persen – 37 persen dari 2021. Tingkat persediaan peralatan di pabrik peti kemas telah pulih.
Mengapa harga peti kemas bekas masih tinggi?
Jika peti kemas baru mengalami penurunan, justru harga peti kemas bekas lebih tua di pasar tidak menurun, kara Triton dan Textainer.
Saat kemacetan benar-benar menghilang maka lebih banyak peti kemas dilepas untuk melayani antrean saat antrean kapal berkurang. Dengan demikian, ini membuat lebih banyak peti kemas lebih tua tersedia untuk dijual kembali yang pada gilirannya menurunkan harga jual kembali. Namun, sayangnya ini belum terjadi.
“Harga jual peti kemas bekas tetap tinggi sepanjang Q4 karena permintaan yang kuat dan penurunan ketersediaan peti kemas dijual kembali,” ungkap O’Callaghan.
“Pelanggan bertahan pada peti kemas lama sejauh mereka bisa. Mereka ingin menunda pengembalian peti kemas hingga kontrak selesai,” ungkap CEO Textainer Olivier Ghesuirere dalam konferensi.
Beliau juga mengatakan dengan kelanjutan penggunaan tinggi dan kemacetan di seluruh dunia, akan terus menghadapi kesulitan mengembalikan peti kemas dalam volume besar. Ini berarti bahwa pasar penjualan kembali kekurangan pasok, dan harga tetap sangat tinggi.
Walaupun antrean kapal menunggu berubah di Los Angeles dan Long Beach baru-baru ini telah mereda. Ghesquiere juga tidak akan mengakhiri kemacetan pelabuhan dalam waktu dekat.
“Saya yakin, kemacetan tetap berlanjut tahun ini. Sebenarnya, menyelesaikan masalah bukan dengan menambah kapasitas kapal atau jumlah kontainer, karena masalah utamanya ada di logistik sisi darat,” ungkap Ghesuiere.
Bagikan artikel ini:
ARTIKEL TERKAIT
TERPOPULER
18 Maret 2024
1 Maret 2024
2 Februari 2024
17 Januari 2024
3 Januari 2024
19 Desember 2023
6 Desember 2023
5 Desember 2023
4 Desember 2023
Selalu update dengan berita terbaru!
LAPORAN INDUSTRI
18 Maret 2024
1 Maret 2024
2 Februari 2024
Copyright 2021 © Freightsight. Kebijakan privasi