freightsight
Minggu, 5 Mei 2024

INFO INDUSTRI

Harga Minyak Melambung Saat Eropa Larang Impor Minyak Rusia

22 April 2022

|

Penulis :

Tim FreightSight

Harga Minyak

Produksi Minyak via manaberita.com

Harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Juni mengalami kenaikan US$ 2,92 atau senilai 2,68 persen, menjadi menetap di US$ 111,70 per barel.

Harga minyak lebih tinggi saat penutupan perdagangan Kamis (Jumat pagi), setelah mencatat penurunan di awal karena investor menutup posisi jual menjelang libur akhir pekan yang panjang di tengah kabar memanas bahwa Uni Eropa secara bertahap akan melarang impor minyak Rusia.

Harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Juni mengalami kenaikan US$ 2,92 atau senilai 2,68 persen, menjadi menetap di US$ 111,70 per barel.

Kontrak berjangka minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS terkerek US$ 2,70 atau 2,59 persen, menutup di angka US$ 106,95 per barel.

Kedua kontrak mencatat kenaikan mingguan pertama pada April. Selama beberapa minggu, harga menjadi sangat fluktuatif sejak Juni 2020.

Media The New York Times melaporkan bahwa Uni Eropa sedang bergerak mengadopsi larangan bertahap impor minyak Rusia, untuk memberi waktu bagi Jerman dan negara-negara lain untuk mengatur pemasok alternatif kebutuhan mereka.

"Larangan embargo bertahap akan memaksa pembeli Eropa untuk mencari sumber alternatif, beberapa di antaranya dalam waktu dekat akan dipenuhi oleh rilis Cadangan Minyak Strategis. Namun di masa depan akan lebih banyak pasokan yang keluar dari tanah akan diperlukan," kata Andrew Lipow dari Lipow Oil Associates di Houston menjelaskan.

Badan Energi Internasional (IEA) telah memperingatkan pada Rabu (13/4/2022) bahwa sekitar 3 juta barel per hari minyak Rusia dapat ditutup mulai Mei dan seterusnya karena sanksi atau pembeli secara sukarela menghindari kargo Rusia.

Dalam Reuters dilaporkan, perusahaan perdagangan internasional utama berencana untuk membatasi pembelian minyak mentah dan bahan bakar dari perusahaan minyak yang Rusia kendalikan pada Mei mendatang.

Kementerian Energi Rusia mengatakan bahwa pihaknya akan membatasi akses ke statistik produksi dan ekspor minyak dan gas.
Seorang analis Price Futures Group Phil Flynn merespon kondisi ini mengatakan, Perdagangan akan terus memanas karena perang antar Rusia dan Ukraina masih berlanjut, utamanya ketika negara-negara tengah mempertimbangkan untuk melarang pasokan Rusia.