freightsight
Minggu, 5 Mei 2024

INFO INDUSTRI

Harga Kedelai Dunia Tembus Mencapai 16,91 Dolar AS

9 Maret 2022

|

Penulis :

Tim FreightSight

Harga kedelai

Kedelai via Pixabay

• Akindo melaporkan importir menaikan harga jual kedelai kepada pengrajin tahu dan tempe di posisi 11.300 rupiah hingga 11.400 rupiah per kilogram.

• Harga kedelai di pasar dunia masih mengalami kenaikan signifikan sejak awal tahun ini.

Hidayat selaku Direktur Asosiasi Kedelai Indonesia (Akindo) melaporkan bahwa importir kembali menaikan harga jual kedelai kepada pengrajin tahu dan tempe di posisi 11.300 rupiah hingga 11.400 rupiah per kilogram pada Senin (7/3/2022).

Langkah tersebut diambil untuk menyesuaikan reli kenaikan harga kedelai di pasar dunia yang kembali berlanjut karena Perang Rusia-Ukraina. Bukan hanya itu, turunnya produksi kedelai di Brasil juga karena cuaca buruk turut mengungkit harga bahan baku tahu dan tempe itu di pasar dunia.

“Jadi memang banyak faktor pendorong kenaikan harga kedelai dunia termasuk perang Rusia-Ukraina, akhirnya importir pun ikut menyesuaikan harga untuk pasokan ke dalam negeri,” ungkap Hidayat melalui telepon pada Senin (7/3/2022).

Menurut beliau bahwa harga kedelai di pasar dunia masih mengalami kenaikan signifikan sejak awal tahun ini. Berdasarkan data Chicago Board of Trade (CBOT) bahwa harga kedelai pada pekan pertama Maret 2022 saja telah mencapai 16,91 dolar AS per bushels untuk pengiriman Mei 2022.

Ada pula tren kenaikan harga kedelai melampaui perkiraan awal dari Kementerian Perdagangan (Kemendag) yang telah memproyeksikan harga tertinggi bahan baku itu akan mampu menyentuh 15,78 dolar AS per bushels serta akan mulai turun pada Juli sebesar 15,75 dolar AS per bushels.

“Jadi, harga akan bergerak terus dan kita usaha stok tersedia bagi kebutuhan pengrajin di dalam negeri dan hingga saat ini kita pasok masih dari Amerika dan Kanada,” ungkapnya.

Badan Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO) melaporkan FAO Food Price Index (FFPI) Februari 2022 menyentuh 140.7 atau naik 3,9 persen dari torehan Januari dan lebih tinggi 20,7 persen secara tahunan. Laporan tersebut menunjukkan rekor indeks harga pangan dunia sejak Februari 2011. Kenaikan indeks harga pangan dunia didorong oleh harga minyak nabati juga susu. Tak hanya itu, harga sereal serta daging mengalami peningkatan signifikan.

Ada pula indeks harga minyak nabati Februari menyentuh di angka 201.7 atau naik 8,5 persen secara bulanan. Torehan itu menjadi rekor tertinggi sepanjang masa. Reli harga minyak nabati didorong kenaikan harga minyak kelapa sawit mentah (CPO), kedelai dan biji bunga matahari.

“Pada Februari saja harga CPO dunia mengalami kenaikan dua bulan terakhir karena permintaan tinggi karena adanya penurunan ekspor dari Indonesia. Sedangkan harga kedelai dunia meningkat seiring memburuknya prospek produksi di Amerika Selatan,” tulis FAO dalam laporannya pada Jumat (4/3/2022).

Di samping itu, harga minyak biji bunga matahari mengalami peningkatan signifikan. Hal tersebut disebabkan adanya disrupsi pasokan di kawasan Laut Hitam menyebabkan turunnya volume ekspor.