freightsight
Jumat, 22 November 2024

IMPOR

Hanya Bisa Bertahan Hidup, Perajin Tahu Keluhkan Harga Kedelai Tinggi

18 Mei 2022

|

Penulis :

Tim FreightSight

Harga Kedelai

Pengrajin Kedelai via sigijateng.id

Mendag Lutfi mengatakan, kala itu harga impor kedelai adalah US$ 15,86 per bushel atau lebih rendah dari harga pada Mei 2021 yakni sebesar US$ 16 per bushel.

Sejumlah perajin tahu di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, mengeluhkan harga kedelai yang melangit. Harga bahan baku tersebut melonjak lebih dari 100 persen sejak tiga bulan lalu.

“Kita saat ini hanya mampu bertahan hidup saja, sejak tiga bulan lalu harga kedelai melonjak tinggi dari Rp 300 ribu menjadi Rp 620 ribu per 50 kilogram,” kata Madsoleh, 55 tahu, perajin tahu dari Kampung Muara Kebon Kelapa, diwawancarai pada Senin (16/5/2022).

Menurutnya, para perajin tahu sangat terpukul dengan kenaikan harga kedelai. Bahkan kondisi ini membuat beberapa perajin gulung tikar.

Dia berharap pemerintah dapat segera menyalurkan subsidi agar dapat mengurangi beban biaya produksi.

“Kami berharap harga kedelai bisa di subsidi dan kembali ke harga normal yaitu Rp 300 ribu,” kata Madsoleh.

Ia menambahkan, perajin tahu telah berkontribusi terhadap keberlangsungan program pemerintah dalam penyerapan tenaga kerja. Ia mencontohkan, bisnis rumahannya telah mempekerjakan sepuluh orang karyawan.

Adapun Madsoleh mampu menghasilkan 100 kilogram tahu per hari. Dari 100 kilogram kedelai, ia bisa memproduksi 30 cetakan tahu dengan total keuntungan bersih Rp 250 ribu.

Namun ia menyebut tidak setiap hari untung, sebab terkadang harus menombok untuk beli bahan bakar kayu. Perajin tahu lainnya, Sudrajat, 55 tahun, juga kesulitan akibat harga kedelai yang melonjak. Saat ini ia mensiasati produksi tahu dengan memperkecil ukuran agar usahanya tetap bertahan.

“Sejak kenaikan harga kedelai itu, biaya produksi jadi tinggi dan berdampak terhadap keuntungan,” tuturnya.

Pada Februari lalu, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan pihaknya akan segera menstabilkan harga tahu dan tempe di pasaran ke dalam harga wajar. Dia mengklaim pihaknya sudah menjembatani importir dan perajin untuk mendiskusikan kenaikan harga kedelai.

Lutfi mengatakan, kala itu harga impor kedelai adalah US$ 15,86 per bushel atau lebih rendah dari harga pada Mei 2021 yakni sebesar US$ 16 per bushel.

“Jadi kita sudah melewati itu, saya sudah menjembatani importir dan perajin di pasar dan akan segera mengumumkan pada mereka bahwa harga wajar tahu dan tempe itu berapa,” kata Lutfi dalam video unggahan pada 22 Febuari 2022 lalu.

Dalam video yang sama, Mendag juga memaparkan biang keladi atas lonjakan harga kedelai di pasaran. Ia menyebutkan, pasokan kacang kedelai Indonesia bergantung pada pasar internasional. Pada 2021, impor kedelai mencapai 2,5 juta ton.

Sedangkan produksi kedelai dalam negeri tidak melebihi 300 ribu ton sepanjang 2021.

“Kondisi kita ini bergantung pada pasar internasional. Saat ini sedang mengalami berbagai kejadian, seperti harga tinggi sekali disebabkan oleh kenaikan urea sebesar 223 persen di pasar internasional dalam 15 bulan terakhir,” terang Lutfi.