freightsight
Sabtu, 23 November 2024

INFO INDUSTRI

Gakeslab dan Kadin Indonesia Komitmen Bangun Rantai Pasok Alat Kesehatan

9 Mei 2023

|

Penulis :

Tim FreightSight

via envato.com

Asosiasi perusahaan alat kesehatan, Gakeslab Indonesia dan Kamar Dagang Indonesia (Kadin) sepakat berkomitmen membangun rantai pasok alat kesehatan (alkes) dalam negeri.

Asosiasi perusahaan alat kesehatan, Gakeslab Indonesia dan Kamar Dagang Indonesia (Kadin) sepakat berkomitmen membangun rantai pasok alat kesehatan (alkes) dalam negeri.

Komitmen itu untuk mendukung kemandirian alkes di Indonesia, terutama di daerah-daerah. Sekjen Gakeslab Indonesia, dr Randy H Teguh MM yang juga Wakil Ketua Komisi Tetap Bidang Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kadin Indonesia menjelaskan, Kadin telah menyerahkan white paper (buku putih) kepada Kementerian Kesehatan RI pada 16 Maret 2023 lalu.

Buku putih itu berisi beberapa rekomendasi penting untuk membangun kemandirian alkes. "Salah salah satu di antaranya adalah pentingnya membangun rantai pasok alkes dalam negeri melalui distributor daerah," kata Randy dalam Business Matching Produsen Alkes Dalam Negeri dengan Distributor Wilayah Sulawesi Maluku dan Papua di Novotel Manado, Senin (08/05/2023).

Ia mengatakan, bahwa sejak adanya dorongan kuat untuk beralih kepada produk alkes dalam negeri, banyak distributor alkes daerah yang kehilangan sebagian atau seluruh sumber penghasilannya.

Pasalnya, alkes impor yang biasa mereka salurkan tidak lagi dapat dibeli oleh Rumah Sakit Pemerintah setelah dibekukan (freeze) di dalam K katalog elektronik alkes.

"Sementara mereka tidak memiliki akses kepada produk pengganti yang telah diproduksi di dalam negeri," katanya.

Pada saat yang sama, produsen alkes dalam negeri, khususnya yang berskala kecil dan menengah juga mengalami kesulitan dalam membangun jalur rantai pasok untuk produk- produknya.

"Apa lagi sempat ada framing yang menyesatkan bahwa distributor merupakan penyebab mahalnya harga alkes dalam negeri sehingga rumah sakit pemerintah diarahkan untuk membeli langsung dari produsen," jelasnya.

Padahal, lanjut dia, Indonesia sebagai negara besar yang terdiri dari sekitar 17 ribu pulau serta dipisahkan oleh perairan, akan sangat mengandalkan perananan distributor untuk memeratakan penyebaran barang dan jasa secara cepat dan efisien.

"Pengiriman barang dalam jumlah kecil dari tempat yang jauh tidak mungkin lebih efisien daripada menggunakan jasa distributor setempat yang telah menyimpan stok produk dan siap melakukan layanan purna jual," jelasnya.

Ia mengakui, sebagai produsen, pihaknya memiliki kecemasan tentang kemampuan produk alkes dalam negeri untuk bersaing dengan produk alkes impor bila produk alkes impor bebas menggunakan distributor.

"Sementara keberadaan distributor untuk produk alkes lokal justru dianggap mengganggu," jelasnya.

Randy mengatakan bahwa dari kacamata pemerintah daerah tindakan sentralisasi rantai pasok merupakan tindakan yang kontraproduktif terhadap program pemerintah untuk melakukan pemerataan pendapatan dan harga.

Selain itu, hal ini dapat menyebabkan terjadinya diskriminasi terhadap pasokan alkes secara tidak langsung. Alasannya, produsen alkes mungkin akan memilih untuk melayani rumah sakit yang masih dapat dijangkaunya secara efisien.

Pada akhirnya, hal ini akan menimbulkan diskriminasi akses terhadap layanan kesehatan. Di sisi lain, pembangunan rantai pasok melalui distributor alkes dalam negeri akan menghidupkan ekonomi daerah, bukan saja melalui kegiatan distributor alkes.

Tetapi juga melalui bangkitnya industri pendukung lainnya. Kegiatan ini juga akan memberikan penghasilan berupa pajak kepada pemerintah daerah.

"Proses ini disebut efek berganda (multiplier effect) yang akan mempercepat pembangunan ekonomi daerah secara nyata," jelasnya.

Randy mengatakan bahwa pembangunan ekonomi daerah merupakan salah satu hal yang selalu diperjuangkan oleh Kadin Indonesia dan didukung oleh Gakeslab Indonesia yang menaungi pengusaha alkes yang tersebar di seluruh Indonesia.

Ketua Gakeslab Indonesia Sulawesi Utara, Ronald Pelealu ST menjelaskan, business matching itu mempertemukan produsen alkes dalam negeri dengan distributor dari Sulawesi Maluku Papua.

"Ada 28 distributor yang hadir. Diharapkan lewat pertemuan ini, bisa mewujudkan sinergitas antara produsen dan distributor," jelasnya.
Katanya, kegiatan ini akan membuka kesempatan bagi produsen untuk bertemu dengan distributor di Indonesia Timur.