freightsight
Minggu, 24 November 2024

IMPOR

Kemendag Turun Tangan Setelah Singapura Resmi Setop Impor Babi Hidup Indonesia

8 Mei 2023

|

Penulis :

Tim FreightSight

via voi.id

Kemendag tengah mendalami kasus virus flu babi Afrika yang telah ditemukan pada babi hidup yang diekspor ke Singapura.

SFA untuk yang pertama kalinya sedang melakukan atau mendeteksi adanya virus flu babi yang diimpor ke negara Singapore pada Bulan April 2023 lalu.

Kementerian Perdagangan (Kemendag) untuk saat ini tengah mendalami kasus virus flu babi Afrika yang telah ditemukan pada babi hidup yang diekspor ke Singapura.

Hal tersebut tentu saja telah disampaikan Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag Didi Sumedi untuk segera merespons temuan The Singapore Food Agency (SFA) pada April lalu itu.

“Kami sedang mendalami itu. Penemuannya seperti apa dan [kita] akan lakukan cek ke produsen yang ditemukan virus itu,” kata Didi kepada awak media di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta Pusat, Kamis (4/5/2023).

SFA untuk yang pertama kalinya mendeteksi adanya virus flu babi yang diimpor ke negaranya pada April 2023 lalu. Negara itu pun juga langsung memutuskan untuk segera menghentikan impor babi hidup asal Indonesia.

Adapun, pemerintah Kepulauan Riau untuk saat ini telah memastikan bahwa babi hidup yang diekspor ke Singapura telah terinfeksi virus flu babi Afrika, setelah melakukan uji sampel babi dari peternakan di Pulau Bulan, Batam, Kepulauan Riau.

Pejabat di Provinsi Kepulauan Riau Honismandri menyampaikan bahwa memang virus itu ditemukan pada bangkai babi pada April 2023 di sebuah rumah potong hewan di Jurong, di mana hewan itu memang disembelih untuk dimakan.

“Babi-babi itu kemungkinan telah terinfeksi oleh virus flu babi Afrika jenis baru karena gejala klinis mereka sedikit berbeda dari yang ditemukan pada kasus sebelumnya di Sumatra Utara dan wilayah Indonesia lainnya,” katanya, melansir The Straits Times, Kamis (4/5/2023).

Babi yang terinfeksi tadi itu, rupanya memang disebut-sebut babi yang sama sekali tak mengalami diare atau pendarahan. Hewan ini bahkan juga kemungkinan telah terinfeksi oleh babi hutan atau burung gagak yang bermigrasi dari pulau lain yang ada di dekatnya.