INFO INDUSTRI
14 April 2022
|
Penulis :
Tim FreightSight
• Setelah Januari dan Februari 2022 kinerja ekspor karet Sumut melemah karena mengalami penurunan.
• Walaupun tidak ada ekspor ke Rusia tentu tidak akan mempengaruhi ekspor.
Setelah Januari dan Februari 2022 kinerja ekspor karet Sumatera Utara (Sumut) melemah karena mengalami penurunan volume yang sangat tajam dan akhirnya ekspor pengapalan Maret 2022 telah memperlihatkan adanya perbaikan yang menggembirakan.
Edy Irwansyah selaku Sekretaris Eksekutif Gabungan Perusahaan Karet Indonesia-Sumatera Utara (Gapkindo Sumut) menjelaskan bahwa volume ekspor Maret sebesar 33.882 ton atau naik 18,1% dari bulan sebelumnya.
Kenaikan terjadi ini seiring naiknya demand yang semakin sedikitnya volume delay shipment atau penundaan pengapalan.
Edy mengatakan pada hari Jumat (8/4/2022) bahwa adanya peningkatan demand berasal dari China, Brazil, dan Turkey.
Namun, jika dilihat-lihat secara total volume triwulan-1 tahun ini ternyata masih mengalami penurunan hingga 4,97 persen menjadi 95.188 ton jika dibandingkan dengan triwulan-1 tahun lalu.
Negara tujuan ekspor pada Maret ada sebanyak 31 negara, 5 besar negara tujuan ekspor adalah Jepang sebesar 38,70 persen, China 9,03 persen, Brazil 8,66 persen, Turkey 7,56 persen dan Canada sebesar 7,42 persen.
Edy juga menerangkan bahwa ekspor karet Sumut ke Rusia bulan lalu berada pada urutan ke-18 dari 34 negara dengan volume 374 ton.
Namun, bulan Maret tidak ada ekspor ke negara ini karena salah satu penyebabnya adalah kapal pengangkut karet berhenti beroperasi ke Rusia sekarang ini masih konflik dengan Ukraina.
Beliau juga menerangkan walaupun tidak ada ekspor ke Rusia tentu sama sekali tidak akan mempengaruhi kinerja ekspor.
Edy juga memaparkan bahwa harga rata-rata karet jenis TSR20 di bursa berjangka Singapura pada bulan Maret mengalami penurunan 4,95 sen jika dibandingkan bulan sebelumnya yang menjadi 174,62 sen AS.
Harga TSR20 pada perdagangan 7 April tercatat senilai 173,4 sen atau menurun menjadi 1,2 sen AS jika dibandingkan harga rata-rata Maret.
Menurunnya harga karet dipicu kekhawatiran menurunnya permintaan dari China karena lockdown akibat meningkatnya kasus Covid-19.
Beliau juga menjelaskan bahwa kondisi gugur daun di Sumut memulih dan diharapkan produksi kebun karet semakin membaik.
Bagikan artikel ini:
ARTIKEL TERKAIT
TERPOPULER
18 Maret 2024
1 Maret 2024
2 Februari 2024
17 Januari 2024
3 Januari 2024
19 Desember 2023
6 Desember 2023
5 Desember 2023
4 Desember 2023
Selalu update dengan berita terbaru!
LAPORAN INDUSTRI
18 Maret 2024
1 Maret 2024
2 Februari 2024
Copyright 2021 © Freightsight. Kebijakan privasi