freightsight
Sabtu, 23 November 2024

EKSPOR

Ekspor Diproyeksi Tumbuh di 2023, Namun Masih Dibawah 10%

1 Februari 2023

|

Penulis :

Tim FreightSight

kapal kontainer di pelabuhan

via unsplash

Pemerintah RI telah memproyeksikan nilai ekspor pada 2013 bakal naik di 12,8 persen dan nilai impor di angka 14,9 persen.

Pelaku ekspor di tanah air tetap optimistis kinerja ekspor pada tahun ini bisa tumbuh positif, meski di tengah isu pergerakan (resesi) ekonomi global maupun dinamika tahun perpolitikan nasional saat ini.

Pemerintah RI juga telah memproyeksikan nilai ekspor pada 2013 bakal naik di 12,8 persen dan nilai impor di angka 14,9 persen.

Ketua Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) DKI Jakarta, Irwandy MA Rajabasa mengemukakan, proyeksi Pemerintah itu terlalu tinggi, apalagi jika merujuk pada kinerja ekspor tahun-tahun sebelumnya.

“Namun bagi kami (pelaku usaha ekspor) harus tetap optimistis kinerja ekspor tahun ini bisa tumbuh, meski mungkin sedikit melambat karena faktor eksternal (ekonomj global) dan perpolitikan di dalam negeri. Kalau proyeksi kami selaku pelaku ekspor, pertumbuhan kinerja ekspor tahun ini masih di bawah 10 persen,” ujarnya pada Selasa (31/1/2023).

Irwandy menjelaskan, peningkatan ekspor yang terjadi pada tahun lalu (2022) ditunjang hanya oleh sejumlah komoditas utama seperti hasil tambang dan sejenisnya yang diserap di sejumlah negara di dunia. Namun untuk barang-barang industri hasil pabrikan, pertumbuhan ekspornya relatif belum signifikan.

“Kendati begitu, sebagai Asosiasi, GPEI juga terus mendorong pertumbuhan ekspor dengan berbagai upaya, salah satunya yakni memacu kompetensi para eksportir nasional melalui pendampingan, pembekalan informasi ekspor dan memperluas pasar ekspor di kancah global kepada perusahaan anggota GPEI,” ucapnya.

Terlebih lagi, GPEI mendukung sepenuhnya platform pemanfaatan layanan ekspor one-stop service InaExport, dalam rangka memacu kegiatan ekspor nasional dan menumbuhkan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di dalam negeri agar mampu berorientasi ekspor.

Dia mengatakan, InaExport menawarkan keuntungan tidak hanya membantu penjualan dan promosi ekspor tapi juga pengembangan UMKM untuk siap menghadapi pasar global.

“Karena itu, GPEI DKI berkomitmen terus mensupport InaExport sejak diluncurkan dan dikembangkan oleh Kementerian Perdagangan, lantaran platform itu bertujuan menjadikan pelayanan satu pintu (one stop service) fasilitasi ekspor nonmigas untuk menghubungkan dan menjual pelaku usaha atau eksportir Indonesia ke buyer internasional,” ujar Irwandy.

Sebelumnya, Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menyoroti tentang Evaluasi Capaian Ekspor Tahun 2022 dan Target Tahun 2023 yang dipimpin oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) baru-baru ini mengatakan, komoditas batu bara bisa mengkompensasi impor dari minyak bumi sehingga kita di bidang energi ini positif sebesar hampir US$ 6,8 miliar secara year to date, sedangkan besi dan baja US$ 29 miliar dan CPO sekitar US$ 30 miliar.

Pemerintah pun memproyeksikan pertumbuhan ekspor pada tahun 2023 ini akan tetap tumbuh positif meski lebih melambat dari tahun lalu. Airlangga menuturkan, pemerintah memproyeksikan nilai ekspor naik di 12,8 persen dan nilai impor di 14,9 persen.

“Tahun 2022 ekspor kita tumbuh 29,4 persen, impor tumbuh 25,37 persen. Tahun depan [2023] diproyeksikan ekspornya, karena kita basisnya sudah tinggi, ekspornya naik di 12,8 [persen], impornya 14,9 persen,” ujarnya.

Airlangga mengungkapkan, Presiden Jokowi menginstruksikan agar pertumbuhan ekspor yang positif ini diikuti dengan peningkatan cadangan devisa. Presiden juga meminta agar Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 1 Tahun 2019 tentang Devisa Hasil Ekspor dari Kegiatan Pengusahaan, Pengelolaan, dan/atau Pengolahan Sumber Daya Alam dapat diperbaiki.

“Saat ini hanya sektor pertambangan, perkebunan, pertambangan, dan perikanan yang diwajibkan masuk dalam negeri Jadi dengan demikian, kami akan melakukan revisi [PP Nomor 1 Tahun 2019], sehingga tentu kami berharap peningkatan ekspor dan juga surplus neraca perdagangan akan sejalan dengan peningkatan dari cadangan devisa,” kata Airlangga.