freightsight
Minggu, 1 Desember 2024

EKSPOR

Ekspor CPO akan Kembali Lancar setelah Dibuka Sejak 23 Mei lalu

9 Juni 2022

|

Penulis :

Tim FreightSight

Ekspor CPO

Kelapa Sawit via rri.co.id

Menteri Perdagangan memastikan bahwa rencana pemerintah untuk kembali membuka kegiatan ekspor minyak kelapa sawit (CPO) dan turunannya akan segera berjalan di lapangan.

Harga TBS yang ada di tingkat petani ini memang jatuh setelah Presiden Joko Widodo melarang kegiatan ekspor CPO.

Muhammad Lutfi selaku Menteri Perdagangan memastikan bahwa rencana dari pemerintah untuk kembali membuka kegiatan ekspor minyak kelapa sawit (CPO) dan turunannya akan segera berjalan di lapangan.

Secara formal tentu saja ekspor ini memang sudah dibuka lagi sejak 23 Mei 2022, tetapi di lapangan masih saja terjadi transisi.

Salah satu tujuannya supaya harga tandan buah segar (TBS) yang ada di tingkat petani dapat merangkak naik dari yang sebelumnya ambrol.

"Kami juga memastikan bahwa ekspor akan berlangsung segera. Dengan begitu, kami akan memastikan bahwa harga TBS di tingkat petani juga akan baik. Target kita adalah tidak kurang dari Rp2.500/kg, bahkan setidaknya mencapai Rp3.000/kg pada kesempatan pertama," ungkap Mendag Lutfi yang dikutip pada Rabu (8/6/2022).

Harga TBS yang ada di tingkat petani ini memang jatuh setelah Presiden Joko Widodo melarang kegiatan ekspor CPO. Berdasarkan dari pengakuan petani bahwa harganya bahkan sempat menyentuh Rp 1.000/Kg, tetapi normalnya bisa di atas Rp 3.000-5.000/Kg. Itu artinya ada penurunan hingga tiga kali lipat bahkan lebih.

Pembukaan kegiatan ekspor ini menjadi salah satu upaya supaya harga TBS bisa Kembali normal. Hanya saja perusahaan yang terlibat tentu harus mengikuti regulasi yang ada. seluruh produsen crude palm oil (CPO) dan/atau eksportir CPO, refined, bleached and deodorized palm oil (RBD Palm Oil); refined, bleached and deodorized palm olein (RBD palm olein), juga used cooking oil (UCO) wajib ikut berpartisipasi dalam program MGCR.

Sedangkan untuk produsen yang tidak berpartisipasi tentu saja dilarang mengekspor produk-produk tersebut.

Program Minyak Goreng Curah untuk Rakyat (MGCR) ini telah menyediakan minyak goreng curah hasil dari alokasi untuk dalam negeri (domestic market obligation/DMO) kepada masyarakat dengan harga Rp14.000/liter atau Rp15.500/kg.

Program ini tentu saja melibatkan produsen CPO sebagai pemasok bahan baku minyak goreng, produsen minyak goreng sebagai pemasok minyak goreng curah dan pelaku usaha jasa logistik eceran (PUJLE) juga distributor dalam Sistem Informasi Minyak Goreng Curah (SiMIRAH), pengecer, serta eksportir.

Per 5 Juni 2022 lalu, Kementerian Perdagangan telah menerbitkan 251 persetujuan ekspor (PE) untuk minyak sawit mentah (CPO) dan juga produk turunannya.

PE tersebut ini adalah untuk ekspor 305.032 ton CPO dan produk turunannya beserta jumlah tersebut juga bisa saja dikatakan telah mencakup sekitar 29 persen dari rencana ekspor untuk periode Juni yang jumlahnya sebesar 1.040.040 ton.