freightsight
Rabu, 4 Desember 2024

EKSPOR

Efektifkah Pameran Dagang Menjadi Instrumen Pendorong Pertumbuhan Ekspor?

21 Juni 2022

|

Penulis :

Tim FreightSight

UMK Indonesia

Pameran Dagang via venuemagz.com

Upaya dilakukan pemerintah mempromosikan produk Indonesia ke pasar global adalah berpartisipasi pada pameran-pameran internasional di berbagai negara.

Dalam pameran, penjual bisa langsung melihat produk kompetitornya, menjumpai calon mitra baru untuk distribusi sampai menjalin hubungan bersama pelanggan lamanya.

Salah satu upaya banyak dilakukan pemerintah mempromosikan produk Indonesia ke pasar global adalah berpartisipasi pada pameran-pameran internasional di berbagai negara.

Upaya ini dilakukan pemerintah selama beberapa dekade dan langkah ini merupakan fasilitas pemerintah demi partisipasi terhadap pameran dagang menjadi jalan pintas untuk usaha kecil menengah (UKM) untuk bisa ‘naik kelas’.

Merespons kebutuhan pasar terus tumbuh, industri pameran dagang tentu kian menggeliat.

Berdasarkan data Asosiasi Industri Pameran Dagang di Jerman, AUMA, sebagaimana dikutip Hauswirth (2012), era 90an, diestimasi ada lebih 450 kegiatan pameran dagang Asia.

Enam tahun kemudian, angka tersebut mulai tumbuh lebih dua kali lipat yang mencapai 1.100 pameran dan angka ini diprediksi tumbuh pada tahun-tahun selanjutnya.

Partisipasi pameran dagang, khususnya label internasional, dipandang memberikan peluang besar demi meningkatkan eksposur atas produk-produk diproduksi di dalam negeri, kepada calon pembelinya berasal dari berbagai belahan dunia.

Beraneka produk dipamerkan dalam satu tempat khusus, para calon pembeli dengan latar belakang industri tertentu– tergantung jenis pameran– datang demi bisa melihat, menyentuh juga mempelajari aneka produk ditampilkan.

Tak jarang, para calon pembeli menggali informasi produk lebih dalam lewat interaksi bersama penjual atau pihak bertugas demi mempromosikan produk langsung di ajang pameran.

Pameran menyediakan fitur sarat informasi yang tidak hanya perlu untuk calon pembeli, tetapi untuk penjual.

Pada sebuah pameran, penjual bisa langsung melihat produk para kompetitornya, menjumpai calon mitra baru untuk distribusi sampai menjalin hubungan bersama pelanggan lamanya.

Aspek-aspek inilah kemudian menjadi keunggulan pameran dagang sebagai instrumen promosi ekspor.

Bagaimana selanjutnya trade-off antara keunggulan dengan biaya perlu dikeluarkan kalau berpartipasi terhadap pameran dagang? Pada pameran dagang, terutama pameran internasional, membutuhkan biaya keikutsertaan besar dengan banyak komponennya.

Di antaranya biaya menyewa area pameran (space), membangun konstruksi booth pameran (jika memilih untuk menampilkan booth dengan desain khusus), desain dan furnishings, membawa produk contoh, membuat materi promosi (cetak ataupun digital), sampai perjalanan juga biaya hidup selama perjalanan.

Belum lagi kalau memerlukan tambahan jasa pendamping penerjemah jika bahasa digunakan di wilayah pameran tak familiar untuk peserta pameran. Bandingkan dengan biaya kemudian dikeluarkan kalau promosi dilakukan virtual, misalnya di platform Alibaba.

Informasi dikutip dari artikel dimuat CNN pada Mei 2017 menyebutkan paket keanggotaan di platform jual beli ternama alibaba.com dibanderol Rp22 juta dan itu jauh di bawah biaya berpameran secara konvensional.

Menjawab pertanyaan efektivitas pameran, perlu instrumen evaluasi yang dimaksudkan demi mengukur pembandingan antara benefit serta biaya keikutsertaan terhadap pameran dagang.

Harapannya, anggaran digelontorkan berbagai instansi pemerintah, baik di pusat atau daerah, mendanai kegiatan partisipasi pada pameran dagang, memberi hasil sepadan, jika perlu lebih besar. Lebih jauh lagi, pameran dagang bisa menjadi pendorong UKM Indonesia berperan dalam rantai nilai global.

Studi dilakukan oleh Deres (2019) di Afrika mengonfirmasi bahwa hubungan positif antara partisipasi pameran dagang internasional dengan peningkatan ekspor perusahaan peserta, rupanya lebih 90% peserta pameran terlibat dalam studi tersebut menegaskan hasil partisipasi pameran dagang sejalan tujuan perkembangan usaha mereka.

Studi-studi menjadi referensi tersebut menjadi jawaban dan memberi tantangan baru. Pameran dagang benar memberikan dampak positif untuk peningkatan ekspor.

Tantangannya bagaimana pemerintah selanjutnya bisa menjamin tersedianya akses sama untuk pelaku usaha Indonesia demi menikmati fasilitas pameran dagang.