freightsight
Kamis, 25 April 2024

INFO INDUSTRI

Kemendag Resmi Luncurkan InaExport untuk Memfasilitasi Ekspor Non Migas

20 April 2022

|

Penulis :

Tim FreightSight

Kemendag

Jerry Sambuaga. (Foto: Dok. Kemendag)

Pemerintah melalui Kemendag meluncurkan platform pelayanan satu pintu (one stop service) demi fasilitasi ekspor nonmigas InaExport.

InaExport berusaha untuk bisa memberi kemudahan pengkinian data secara efektif dan efisien.

Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan (Kemendag) telah resmi meluncurkan platform pelayanan satu pintu (one stop service) demi fasilitasi ekspor nonmigas InaExport pada Senin (11/4/2024).

Hal ini tentu saja merupakan untuk dorongan transformasi digital dengan mengikutsertakan eksportir dalam platform perdagangan melalui sistem elektronik (e-commerce), acara daring serta program pameran daring.

Jerry Sambuaga selaku Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) mengatakan bahwa Kementerian Perdagangan mengembangkan InaExport dengan tujuan menjadikannya sebagai platform pelayanan satu pintu (one stop service) yanag akan fasilitasi ekspor nonmigas untuk menghubungkan serta mempromosikan eksportir Indonesia ke buyer internasional.

InaExport juga mengatakan bahwa di dalamnya menawarkan banyak sekali keuntungan. Tidak hanya untuk membantu penjualan, tetapi juga untuk pengembangan usaha kecil dan menengah (UKM) yang siap menghadapai pasar global.

Nantinya keuntungan bagi eksportir Indonesia ini tentu saja dapat berupa informasi pelatihan dan informasi terbaru pameran dagang.

Bukan hanya itu aja, karena para eksportir juga berpeluang besar untuk bisa terdaftar dan ditemukan dengan mudah oleh buyer potensial yang ada di seluruh dunia.

Adapun keuntungan bagi buyer adalah berupa kemudahan untuk mengakses katalog produk dari pemasok Indonesia yang terverifikasi, mengirim inkuiri atau juga permintaan pembelian hanya dengan satu klik.

Jerry juga menyampaikan bahwa InaExport berusaha untuk memberi kemudahan pengkinian data secara efektif dan efisien.

Beliau pun mengatakan bahwa bersama dengan seluruh perwakilan perdagangan di luar negeri dan jaringan buyer, InaExport bertujuan utnuk mendukung kesinambungan bagi pertumbuhan bisnis dalam keadaan yang nyaman bagi kedua belah pihak.

Selain itu, beliau juga menambahkan ada sebanyak 11.650 pemasok yang terverifikasi, 6.121 produk, 534 informasi pasar, 27 kegiatan, 48 perwakilan internasional telah tercatat dalam sistem InaExport hingga saat ini dan angka tersebut tentu diperkirakan akan terus bertambah.

Jerry juga meyakini bahwa situasi normal baru (new normal) menjadi momentum yang bisa dibilang bisa mengakselerasi ekonomi digital di Indonesia dan telah menunjukkan potensi yang cukup besar.

Konsumen digital meningkat dari sebelum pandemi senilai 69,5 persen yang menjadi 79,7 persen pada 2021. Penjual digital juga tentunya semakin akrab dengan perkembangan teknologi dan hal ini yang telah menunjukkan ekosistem ekonomi digital berada di jalur yang benar.

Beliau juga mengatakan bahwa kontribusi ekonomi digital pada 2021 mencapai 632 triliun rupiah atau setara 4 persen dari pendapatan domestik bruto Indonesia yang walaupun angkanya relatif kecil, pertumbuhannya sangat cepat.

Di samping itu, Didi Sumedi selaku Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kemendag menjelaskan bahwa sejarah InaExport diawali dengan adanya buyer reception desk (BRD) pada 1970-an.

Para perwakilan perdagangan berupaya untuk bisa membawa buyer internasional bertemu secara luring dengan pelaku usaha siap ekspor.

Pada 2013 Kemendag melalui Ditjen PEN mengembangkan sistem Customer Service Center Membership (CSC) Ditjen PEN yang pada awalnya CSC menyediakan layanan daring dan luring bagi pelaku usaha untuk mendapatkan informasi seputar ekspor.

Beliau mengatakan dengan seiring berjalannya waktu, permintaan layanan dan perbaikan CSC terus berlanjut. Dengan riset serta pengembangan, Kementerian Perdagangan mempersembahkan InaExport sebagai CSC versi daring lebih terkini dan lebih baik dan InaExport dapat diakses di tautan inaexport.id.