freightsight
Jumat, 22 November 2024

INFO INDUSTRI

Efek Perang Rusia-Ukraina, Indonesia Banjir Ekspor Kayu dari Eropa

19 Maret 2022

|

Penulis :

Tim FreightSight

Ekspor kayu

Potongan Kayu via Pixabay

• Sejumlah duta besar Indonesia di negara-negara Eropa telah menyampaikan permintaan pasokan dari Indonesia. Namun sayangnya pengapalan Eropa masih terkendala biaya kontainer yang melonjak bersamaan dengan terbatasnya ketersediaan kapal induk.

Akibat penyetopan ekspor produk kaya Rusia ke Eropa, Indonesia mendapat limpahan permintaan pasokan dari Benua Biru. Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) Indroyono Soesilo mengatakan sejumlah duta besar Indonesia untuk negara-negara Uni Eropa telah menyampaikan permintaan pasokan RI. Namun pengapalan Eropa masih terkendala biaya kontainer yang melonjak seiring dengan terbatasnya ketersediaan kapal induk.

"Mereka minta untuk disuplai dari Indonesia, tapi kendalanya biaya kontainer meroket tiga kali lipat bersamaan dengan terbatasnya stok kapal induk, jadi harga kayu jatuhnya mahal," kata Indroyono pada Rabu (16/3/2022).

Sebelumnya, terkait kelangkaan kontainer ini sebelumnya memang sudah diantisipasi oleh pemerintah dengan menambah ketersediaan. Tetapi belum mampu menutupi sepenuhnya atas lonjakan permintaan yang tinggi.

Adapun berkenaan ekspansi ke pasar baru, sejak 2020 APHI sudah bekerja sama dengan Kedutaan Besar Indonesia di luar negeri. Program ini berencana menjajaki Eropa, Jerman, Jepang, Inggris. Sementara itu, produksi kayu selama dua bulan pertama 2022 mencatatkan angka pertumbuhan yang cukup bagus.

Volume produksi kayu hutan tanaman mengalami kenaikan sebesar 5,9 persen menjadi 7,06 juta kayu m3 hingga Februari 2022. Adapun produksi kayu hutan alam melesat sebesar 22,3 persen menjadi 486.434 m3. Sementara produksi kayu Perhutani juga melonjak naik 6,6 persen menjadi 155.084 m3.

Di sektor hilir, ekspor produk kayu juga meningkat 23,1 persen menjadi US$2,40 miliar. Tahun lalu, nilai ekspor industri hilir kehutanan sebesar US$14,48 miliar dengan pertumbuhan 30,7 persen.

Indroyono mengatakan, torehan tahun lalu adalah yang tertinggi sepanjang masa didorong permintaan produk kayu yang melesat akibat tren bekerja di rumah.

"Seharusnya saat ini peluang masih besar karena Eropa juga banyak melakukan work from home, selain itu banyak renovasi rumah dan kamar, butu kayu terutama jenis plywood, jadi seharusnya ekspo kayu ini masih bisa terus meningkat," kata Indroyono.