PELABUHAN
23 Februari 2022
|
Penulis :
Tim FreightSight
• CMA Terminals resmi menjadi operator Terminal Peti Kemas Beirut, Libanon dengan masa konsesi 10 tahun. Dana investasi digelontorkan sebesar US$33 juta untuk peningkatan dan perbaikan sejumlah fasilitas infrastruktur terminal.
• Menteri Pekerjaan Umum dan Transportasi Libanon Ali Hamie menuturkan bahwa CMA CGM menawarkan persyaratan menguntungkan sembari pihaknya menyoroti kontribusi keuangan yang diberikan terminal tersebut pada negara.
Anak perusahaan raksasa pelayaran Perancis CMA CGM Group, CMA Terminals baru saja resmi terpilih sebagai operator Terminal Peti Kemas Beirut, Libanon. CMA CGM Group akan lebih leluasa melebarkan sayap bisnis logistiknya di wilayah Levant selama masa konsesi 10 tahun.
Saat ini, kapasitas terpasang Terminal Peti Kemas di Beirut mencapai 650.000 TEU per tahun. CMA CGM berencana menaikkan dua kali lipat atau sekitar 1,4 juta TEU/tahun. Sebagai tindak lanjut hal tersebut, CMA CGM menggelontorkan dana investasi sebesar US$33 juta, termasuk US$ 19 juta untuk peningkatan infrastruktur mencakup perbaikan fasilitas, akuisisi, dan penggantian peralatan pelabuhan. Perusahaan juga berencana mendirikan fasilitas pemeliharaan dan penyimpanan suku cadang baru, meningkatkan operasi peralatan ramah lingkungan, dan melakukan transformasi digital di terminal.
“Seperti komitmen kami terhadap Libanon, kami akan meluncurkan rencana investasi sebagai keseriusan mengubah terminal peti kemas Pelabuhan Beirut menjadi fasilitas canggih yang sesuai standar internasional terbaik,” ujar chairman dan CEO CMA CGM, Rodolphe Saade.
Saade juga menekankan bahwa terminal peti kemas dan pelabuhan berkomitmen melayani rakyat Libanon serta membantu perdagangan Libanon dan masyarakat di seluruh dunia.
Sebelumnya dikabarkan, semua fasilitas di pelabuhan komersial terbesar Libanon dan terminal peti kemas mengalami kerusakan fatal akibat ledakan gudang di sekitar area pada Agustus 2020 lalu. Terminal peti kemas yang memfasilitasi 85% lalu lintas pelabuhan tersebut langsung beroperasi kembali seminggu setelah peristiwa ledakan.
Hingga saat ini, Kementerian Pekerjaan Umum dan Transportasi Libanon menyoroti masih ada 10 dari total 16 cranes yang bisa beroperasi. Tercatat pada November 2021, Libanon mengumumkan peluncuran tender untuk operasional terminal.
Sementara itu, Menteri Pekerjaan Umum dan Transportasi Libanon Ali Hamie menuturkan bahwa CMA CGM menawarkan persyaratan menguntungkan sembari pihaknya menyoroti kontribusi keuangan yang diberikan terminal tersebut pada negara.
Perusahaan CMA CGM berdiri di Libanon sejak 43 tahun yang lalu dan memiliki peranan besar di sektor pelabuhan. Saat ini CMA CGM tercatat memiliki sembilan kunjungan kapal mingguan (weekly call) ke terminal tersebut dan menyumbang hampir 55% dari total throughput Terminal Peti Kemas Beirut. Tahun lalu, CMA CGM juga mengakuisisi terminal peti kemas di pelabuhan komersial terbesar kedua di Libanon, Tripoli, dengan letak operasional di Pelabuhan Latakia.
“Kami berkomitmen untuk terus menjadi pemain utama dalam membangun kembali perekonomian Libanon setelah serangkaian krisis yang melanda negara selama beberapa tahun terakhir,” ungkat seorang perwakilan CMA CGM.
Sebelumnya, CMA CGM mengeluarkan investasi sekitar US$400 hingga US$600 juta sebagai bagian dari komitmen kerja sama dengan Presiden Perancis Emmanuel Macron dalam rangka membangun kembali pelabuhan dan kota setelah ledakan gudang pada 2020 silam.
Bagikan artikel ini:
ARTIKEL TERKAIT
TERPOPULER
18 Maret 2024
1 Maret 2024
2 Februari 2024
17 Januari 2024
3 Januari 2024
19 Desember 2023
6 Desember 2023
5 Desember 2023
4 Desember 2023
Selalu update dengan berita terbaru!
LAPORAN INDUSTRI
18 Maret 2024
1 Maret 2024
2 Februari 2024
Copyright 2021 © Freightsight. Kebijakan privasi