freightsight
Jumat, 22 November 2024

INFO INDUSTRI

DPR Kritik Mentan Akibat Surplus Pangan dari Impor

16 April 2022

|

Penulis :

Tim FreightSight

DPR

Yohanes Lema via gesuri.id/

Anggota Komisi IV DPR RI Yohanes Fransiskus Lema khawatir impor pangan terus meningkat disebabkan oleh politik pembiaran yang dilakukan pemerintah. Hal ini akan membuat impor pangan kian tak terbendung.

Anggota Komisi IV DPR RI Yohanes Fransiskus Lema melayangkan kritik pada Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo terkait impor pada sejumlah komoditas pangan strategis. Pasalnya, beberapa surplus komoditas pangan terjadi akibat impor.

"Di berbagai komoditas strategis seperti gula konsumsi dan daging, semua angka importasinya bukannya turun justru meningkat. Gila, kalau negara ini memastikan surplus pangan strategis dari importasi karena ini solusi jangka pendek," kata Yohanes dalam pertemuan Rapat Dengar Pendapat di Senayan Jakarta pada Senin (11/4/2022).

Ia khawatir impor pangan terus meningkat disebabkan oleh politik pembiaran yang dilakukan pemerintah. Hal ini akan membuat impor pangan kian tak terbendung.

"Saya khawatir ketergantungan ini terjadi akibat adanya politik pembiaran, semacam ada ruang yang diberikan jadi perburuan kuota impor terus terjadi. Semoga hal ini diperhatikan betul," katanya.

Selain itu, anggota dewan dari Fraksi PDIP ini juga mengkritik harga pangan yang selalu melambung Jepang memasuki hari raya, tak terkecuali Idul Fitri. Ia menduga bahwa ada sejumlah kemungkinan yang tidak biasa dan menyebabkan kenaikan harga pangan jelang hari raya.

"Harga pangan selalu naik jelang hari raya, ini sejumlah anomali dan tidak lumrah. Jika dilihat di banyak negara, harga jangan pangan menjelang hari raya justru turun. Apakah karena ada penimbunan pangan dari jaringan distribusi atau terputusnya konektivitas antar daerah, hal ini perlu dicari solusinya agar tahun-tahun berikutnya masalah bisa diselesaikan," jelas Yohanes.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo merespon kritik tersebut dengan mengatakan bahwa sebagai pemimpin ia ingin komoditas pangan tidak impor, namun hal itu sulit untuk dilakukan lantaran keterbatasan anggaran.

"Saya juga sama perasaannya. Kenapa harus impor kalau bisa disiapkan dan diproduksi dalam negeri. Cuma masalahnya uangnya dimana ini? Insya Allah bisa tapi tidak mudah dan butuh proses. Kita sudah terlanjur impor daging sapi 1,2 juta ekor dan tiba-tiba kita tidak impor, ya tidak bisa, kalau gitu kita butuh dana Rp 30 triliun," jelasnya.

Sementara itu, Syahrul mengklaim bahwa pasokan pangan akan terjaga selama Ramadan hingga Hari Raya Idul Fitri 1443 H mendatang. Klaim ini dinyatakan setelah ketersediaan 12 komoditas pangan terpantau aman.

"Prinsipnya sampai Ramadan dan Idul Fitri semua pangan tersedia, cukup aman menurut kami dan data ini sudah divalidasi dan aktualisasi sampai ke lapangan," tutupnya.