freightsight
Jumat, 22 November 2024

INFO INDUSTRI

Beberapa Perusahaan Tak Sanggup Impor Karena Reli Harga Pangan Global

9 Maret 2022

|

Penulis :

Tim FreightSight

Impor Pangan

Market Pangan via Pixabay

• Kadin melaporkan bahwa ada sebagian perusahaan yang mulai mengalami kendala untuk melakukan impor pangan strategis karena melonjaknya harga di pasar dunia.

• Badan Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO) melaporkan FAO Food Price Index (FFPI) pada bulan Februari 2022 telah menyentuh di angka 140.7.

Kamar Dagang dan Industri (Kadin) melaporkan bahwa ada sebagian perusahaan yang mulai mengalami kendala untuk melakukan impor pangan strategis karena melonjaknya harga di pasar dunia. Kenaikan harga tersebut rupanya turut diperparah karena biaya pengapalan juga kontrak pembelian yang mahal.

Juan Permata Adoe selaku Wakil Ketua Umum Bidang Perdagangan Kadin mengatakan bahwa pembelian komoditas pangan strategis belakangan bertumpu pada perusahaan-perusahaan besar yang memang relatif memiliki modal sangat kuat. Adapun, beberapa perusahaan menengah juga kecil akhirnya membeli bahan baku dari perusahaan yang memang masih mampu mengimpor tersebut.

“Sudah tak akan mungkin lagi mereka mengimpor impor itu kan komitmen jangka panjang,” ungkap Adoe melalui telepon pada Senin (7/3/2022).

Adoe mengatakan bahwa pemerintah memang perlu memfasilitasi kegiatan impor antar perusahaan tersebut di tengah naiknya harga pangan dunia yang hingga kini turut ditopang biaya impor lainnya.

Beliau juga mengatakan saatnya dalam importasi pangan strategis perlu kolaborasi perusahaan untuk melakukan negosiasi bersama negara pemasok dengan membeli pangan lebih besar harga jauh lebih kompetitif ketimbang perusahaan beli masing-masing.

Di samping itu, Badan Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO) melaporkan FAO Food Price Index (FFPI) pada bulan Februari 2022 telah menyentuh di angka 140.7 atau naik sebesar 3,9 persen dari torehan bulan Januari juga lebih tinggi 20,7 persen secara tahunan (year-on-year).

Laporan tersebut juga sekaligus menunjukkan rekor indeks bahwa harga pangan dunia sejak Februari 2011. Kenaikan indeks harga pangan dunia tersebut rupanya didorong oleh harga minyak nabati dan susu. Bukan hanya itu, harga sereal serta daging rupanya juga mengalami peningkatan yang cukup signifikan.

Di samping itu, indeks harga minyak nabati pada Februari telah menyentuh di angka 201.7 atau naik menjadi 8,5 persen secara bulanan. Torehan itu juga sekaligus menjadi rekor tertinggi sepanjang masa. Reli harga minyak nabati itu telah didorong kenaikan harga minyak kelapa sawit mentah (CPO), kedelai dan biji bunga matahari.

“Pada Februari saja harga CPO global mengalami kenaikan dua bulan terakhir karena permintaan tinggi sementara adanya penurunan ekspor dari Indonesia. Sedangkan harga kedelai dunia meningkat seiring memburuknya prospek produksi di Amerika Selatan,” tulis FAO dalam laporannya pada Jumat (4/3/2022).

Di samping itu, harga minyak biji bunga matahari mengalami peningkatan signifikan. Itu disebabkan karena adanya disrupsi pasokan di kawasan Laut Hitam menyebabkan turunnya volume ekspor.