freightsight
Jumat, 26 April 2024

DOMESTIK

Dorong UMKM Masuk Rantai Pasok Global, Jokowi Bagikan KUR Rp 500 Juta

20 Desember 2022

|

Penulis :

Tim FreightSight

via pajakonline.com

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) kepada sejumlah usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) agar berdaya saing dan masuk pasar global.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) kepada sejumlah usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) gar berdaya saing dan masuk pasar global. di Istana Negara, Jakarta, pada Senin (19/12/2022) dengan jumlah plafon yang diberikan sebesar Rp 500 juta.

“Dalam kesempatan yang baik ini saya rasa itu yang ingin saya sampaikan, sekali lagi program pembiayaan berbasis ekosistem ini dapat menghubungkan kelompok pelaku usaha dengan modal agregasi,” kata Jokowi dalam sambutannya.

Jokowi berharap konsolidasi antara pelaku usaha dapat menjamin pembeli dan mampu menyerap barang sebanyak-banyaknya dari kelompok yang ada serta mampu menurunkan risiko kredit pembiayaan usaha dari lembaga-lembaga penyalur KUR terutama bank. Konsep tersebut, imbuh Jokowi, harus terus dikembangkan terutama terhadap sektor-sektor yang selama ini tidak tersentuh jasa keuangan.

“KUR klaster ini harus dapat diwujudkan terhadap semua sektor, baik sektor perkebunan rakyat, peternakan rakyat, perikanan rakyat dan industri UMKM serta sektor usaha lain yang berpeluang besar maupun produk-produk unggulan dalam negeri agar berdaya saing dan masuk pasar global,” terang Jokowi.

Jokowi berharap dana KUR tersebut dapat dioptimalkan oleh pelaku usaha. Ia juga berpesan agar dana yang disalurkan mampu tepat sasaran, transparan dan akuntable. Pada kesempatan yang sama, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, memaparkan KUR klaster tersebut akan diberikan kepada UMKM secara berkelompok yang terintegrasi dari hulu ke hilir serta dapat terhubung dengan off taker.

Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki mengatakan saat ini baru terdapat 7% UMKM lokal yang terhubung dengan rantai pasok industri di dalam negeri. Dalam kesempatan tersebut, Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki mengatakan, saat ini baru sekitar 7% UMKM lokal yang masih terhubung dengan rantai pasok industri dalam negeri.

Teten mengatakan salah satu kendala karena masih rendahnya para pelaku UMKM yang terhubung dengan rantai pasok industri di Indonesia adalah karena masalah KUR yang kurang masif sehingga pelaku usaha sulit bergerak.

“UMKM yang sudah terkoneksi dengan rantai pasok industri di dalam negeri baru sekitar 7%, yang terhubung dengan global value chain baru 4%. Sehingga KUR klaster ini menjadi sangat relevan untuk diperluas agar dapat meningkatkan kemitraan usaha besar dan kecil,” ujar Teten dalam sambutannya saat Penyerahan KUR Klaster.

Padahal menurut Teten, sektor UMKM ini berpotensi besar dalam menciptakan lapangan kerja dan secara tidak langsung dapat berperan langsung dalam meningkatkan perekonomian dalam negeri. Untuk itu, imbuh Teten, tinggal bagaimana bentuk dukungan pembiayaan agar UMKM itu bisa berkembang dan menyerap tenaga kerja lebih banyak. Hingga hari ini KUR klaster baru terealisasi sebesar Rp 4,8 triliun kepada 1,39 juta debitur.

"KUR klaster memperkuat kemitraan UMKM, bagian dari rantai pasok industri global," kata Teten.

Teten berharap adanya skema KUR Klaster berbasis koperasi dana bergulir LPDB (Lembaga Pengelola Dana Bergulir) ini bisa mempercepat penyaluran KUR Klaster untuk UMKM. Menurutnya, peran koperasi sebagai agregator dengan dukungan pembiayaan bunga 6% lebih dianggap mampu meningkatkan kesejahteraan pelaku usaha mikro dan kecil dengan penyaluran KUR yang lebih luas.

Lebih lanjut Teten menjelaskan ketika sudah banyak para pelaku UMKM ini terhubung dan kegiatan industri, maka akan berdampak pada kelancaran rantai pasok di dalam negeri.

"Sehingga bisa mengkonsolidasikan usaha mikro guna mencapai skala ekonomi, memotong rantai perdagangan juga menjamin suply yang lebih baik ke pasar," lanjut Teten.