freightsight
Jumat, 26 April 2024

INFO INDUSTRI

Dibandingkan Periode Lalu, Ekspor Ikan Indonesia Tahun Naik 6,6 Persen

15 Desember 2021

|

Penulis :

Tim FreightSight

Pasar ikan

Fresh fish © bearfotos via Freepik

• Diketahui bahwa per Januari sampai Oktober tahun 2021 ini, nilai ekspor untuk komoditi perikanan Indonesia berhasil mencapai USD 4,56 miliar.

• Hasil dari program KDS atau hilirisasi ini sudah terbukti berhasil mendongkrak hasil produksi usaha Koperasi Nelayan Paloh Jaya, Kalimantan Barat.

Diketahui bahwa per Januari sampai Oktober tahun 2021 ini, nilai ekspor untuk komoditi perikanan Indonesia berhasil mencapai USD 4,56 miliar. Dengan demikian, apabila dilakukan perbandingan dengan periode yang sama pada tahun lalu, maka ekspor perikanan Indonesia telah mengalami kenaikan sebanyak 6,6 persen.

Artati Widiarti selaku Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikan (PDSPKP) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), menyampaikan pada Januari sampai Oktober 2021, nilai ekspor berhasil mencapai USD 408 juta, sehingga neraca perdagangan mengalami surplus USD 4,15 miliar, atau tumbuh sebesar 5,8 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2020.

Untuk komoditas ekspor perikanan adalah, udang (40%), Tuna-Cakalang-Tongkol (13%), Ranjungan-Kepiting (11%), Cumi-Sotong-Gurita (10%), dan Rumput Laut (6%). Sedangkan untuk negara tujuan ekspor komoditas perikanan adalah Amerika Serikat (45%), Tiongkok (15%), Jepang (11%), ASEAN (9%), dan Uni Eropa (6%).

“Kami perkirakan nilai ekspor produk perikanan tahun 2021 sebesar USD5,45 miliar,” kata Artati di Jakarta, Rabu (8/12).

Menurut Artati salah satu indikasi penguatan ketahanan ekonomi terlihat dari peningkatan ekspor pada komoditas kelautan dan perikanan.

Sedangkan untuk melakukan pengembangan wilayah, dan juga demi menghindari kesenjangan, Artati menyampaikan bahwa pihaknya telah melaksanakan program Klaster Daya Saing (KDS) atau hilirisasi industri udang.

Program hilirisasi ini mencakup fasilitas akses pembiayaan melalui KUR, kemitraan usaha antara tambak koperasi dengan penyedia saprokan, mempertahankan mutu pasca panen dan distribusi yang handal dan efisien. Dan juga termasuk diantaranya bantuan pemerintah dalam bentuk sarana pasca panen, pembinaan mutu pada penanganan hasil fasilitas sistem rantai dingin.

Hasil dari program KDS atau hilirisasi ini sudah terbukti berhasil mendongkrak hasil produksi usaha Koperasi Nelayan Paloh Jaya, Kalimantan Barat, yang mana sebelumnya mereka hanya bisa memiliki produksi sebanyak 12 ton per tahun, kini jadi 132 ton per tahun dalam waktu 2 tahun terakhir.

“Kita juga dorong ke peningkatan ekspor dan perluasan pasar dalam negeri, kemitraan usaha antara tambak koperasi dengan UPI sebagai off-taker dan fasilitasi bussines matching hingga edukasi ekspor,” ujarnya.