freightsight
Sabtu, 11 Mei 2024

INFO INDUSTRI

Demi Perkuat Stok, Bulog Pastikan Beras Impor Masuk Jawa Barat

23 Februari 2023

|

Penulis :

Tim FreightSight

via kompas.com

Perum Bulog memastikan pasokan beras impor sudah masuk Jabar demi menambah kekuatan stok.**

Kebutuhan beras di Jabar rata-rata 500 ton per hari.

Perum Bulog telah memastikan bahwa pasokan beras impor sudah masuk ke Jawa Barat untuk menambah kekuatan stok yang ada di provinsi tersebut.

Pemimpin Wilayah Perum Bulog Jabar Faisal mengatakan bahwa dengan masuknya beras impor ke Jawa Barat semakin memperkuat stok beras hingga musim panen tiba.

"Stok beras kami sangat mencukupi, dengan volume mencapai 27.000 ton. Ini sangat cukup sampai musim panen raya tiba pada Maret mendatang," katanya di Bandung, Rabu (22/2/2023).

Pihaknya mencatat bahwa saat ini kebutuhan beras di Jabar rata-rata 500 ton per hari. Stok ini untuk kebutuhan operasi pasar, ritel, pasar tradisional dan lainnya.

Faisal mengatakan bahwa stok tersebut adalah alokasi pemerintah pusat dari beras impor dan stok Jawa Barat. Dia enggan menyebut alokasi beras impor yang ada di Jawa Barat untuk pengadaan awal tahun ini.

"Tapi sudah masuk ke Jabar. Ini untuk mendukung operasi pasar yang secara masif kami lakukan di semua daerah di Jawa Barat," katanya.

Pihaknya menghitung kemungkinan panen raya baru akan berlangsung pada awal Maret ini. Bulog juga akan memaksimalkan serapan beras hingga 140.000 ton. Pada musim panen raya, pihaknya juga berkeyakinan harga beras akan semakin terkendali.

"Sekarang pun harga sudah mengalami penurunan. Karena warga sudah dapat 20 kg dari operasi pasar yang kamu gelar. Akan tetapi kalaupun nanti jelang Ramadan kembali naik itu karena efek psikologis. Nanti akan kembali stabil," katanya.

Sebelumnya, Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura (DPTH) Jawa Barat Dadan Hidayat mengatakan dari sisi data BPS bahwa Jawa Barat telah mengalami kenaikan produksi pada 2022 lalu hingga 375.000 ton jika dibandingkan pada tahun 2021.

“Produksi hampir mencapai 9,4 juta ton gabah kering giling, sementara 2021 hanya 9,1 juta ton,” katanya.

Menurutnya jika konsumsi masyarakat Jawa Barat ada di angka 82,78 kilogram per kapita per tahun berdasarkan data susenas, Jawa Barat setidaknya masih bisa surplus hampir 1,3 juta ton pada 2022 lalu.

Angka ini juga kemungkinan akan segera bertambah seiring dengan dimulainya panen raya pada Februari-April mendatang yang mencapai 200.000 hektare. Panen tersebut menurutnya akan menghasilkan jumlah besar mengingat Januari lalu hanya 91.000 hektare.

“Februari 100 ribu hektare lebih, nanti di Maret di atas 200 ribu hektare. Itu panen raya kita,” ujarnya.

Dadan mengaku bahwa urusan kenaikan harga tidak ada dalam ranah dinasnya, karena DTPH hanya berkonsentrasi pada urusan meningkatkan produksi. Namun, dari pantauan dan informasi di lapangan, harga gabah kering giling di petani sekarang sudah meningkat.

“Sehingga banyak sekali spekulan, ini faktor harga beras langsung meningkat. Tadinya gabah kering panen di tingkat petani HPP itu Rp4.200 ternyata sekarang sudah di angka Rp5.000—Rp6.000, jadi bahan baku beras sudah meningkat, mahal,” tuturnya.

Dadan melansir kenaikan harga bahan baku terjadi di semua komponen beras seperti pupuk, pestisida, tenaga kerja bahkan sampai bahan bakar transportasi.

“Kita tanya-tanya, ternyata itu bahan baku banyak faktor pemicunya,ada juga isu krisis pangan, mesti kita sulit membuktikan faktanya harga gabah bisa naik dan imbasnya beras juga,” tuturnya.

Namun, menurutnya imbas kenaikan BBM pada tahun lalu menjadi salah satu pemicu kenaikan bahan baku yang puncaknya merembet pada harga gabah yang ada di lapangan.