freightsight
Minggu, 28 April 2024

EKSPOR

Demi Fasilitasi Ekspor Gandum Ukraina, Presiden Minta Dukungan dari Negara G7

29 Juni 2022

|

Penulis :

Tim FreightSight

Ekspor Gandum

Dokumentasi via /kabarkalimantan1.com

Presiden RI meminta dukungan negara-negara G7 memfasilitasi ekspor gandum dari Ukraina untuk berjalan supaya rantai pasok pangan akibat dampak perang kembali normal.

Presiden memandang ada dua cara untuk bisa melakukannya, yakni pertama, dengan memfasilitasi ekspor gandum Ukraina.

Joko Widodo (Jokowi) selaku Presiden RI meminta dukungan dari negara-negara G7 untuk memfasilitasi ekspor gandum dari Ukraina untuk segera berjalan supaya rantai pasok pangan akibat dampak perang bisa kembali normal.

Hal tersebut dikatakan Presiden dalam sesi kedua KTT G7 di Elmau, Jerman, Senin (27/6/2022) waktu setempat, di mana Presiden Joko Widodo (Jokowi) memfokuskan isu pangan dalam pernyataannya.

"Tentunya diperlukan dukungan dari G7 memfasilitasi ekspor gandum Ukraina agar dapat segera berjalan," ungkap Retno Marsudi selaku Menteri Luar Negeri dalam keterangan pers yang diberikan secara virtual melalui akun YouTube dan disaksikan dari Jakarta, Selasa (28/6/2022).

Menlu Retno di sini mengatakan bahwa Presiden menyampaikan pentingnya dukungan dari negara-negara G20 untuk bisa melakukan reintegrasi ekspor gandum dari Ukraina, juga ekspor komoditas pangan juga pupuk dari Rusia ke dalam rantai pasok global.

Dengan demikian, tentu saja Presiden memandang ada dua cara untuk bisa melakukannya, yakni pertama, dengan memfasilitasi ekspor gandum Ukraina.

Kedua, adalah Presiden juga memandang pentingnya mengkomunikasikan kepada dunia bahwa komoditas pangan juga pupuk dari Rusia tidak akan terkena sanksi.

Presiden di sini menilai bahwa komunikasi yang intensif ini tentu saja diperlukan supaya tidak terjadi lagi keraguan berkepanjangan dari publik internasional.

"Komunikasi yang intensif juga perlu dilakukan kepada pihak-pihak yang terkait seperti bank, asuransi, perkapalan, dan lain-lain," ungkap Presiden melalui Menlu Retno.

Kepala Negara juga di sini menegaskan dampak perang Ukraina-Rusia pada rantai pasok pangan dan produktivitas pangan melalui pupuk begitu nyata.

Jika gagal menanganinya, krisis atau kelangkaan beras menyangkut dua miliar manusia, terutama di negara berkembang bisa saja terjadi.

Bukan hanya menghadiri KTT G7 sebagai partner countries, Presiden melakukan sembilan pertemuan bilateral dengan pimpinan Negara India, Prancis, Kanada, Jerman, Inggris, Jepang dan Uni Eropa serta pejabat IMF.

Isu tentang rantai pasok pangan dunia juga tidak luput dibahas oleh Presiden Jokowi di hampir semua pertemuan bilateral tersebut.