freightsight
Jumat, 22 November 2024

DOMESTIK

Demi Dorong Stabilitas Ekonomi, Perdagangan Domestik kian Diperkuat

27 Juni 2022

|

Penulis :

Tim FreightSight

Ekonomi Logistik

Pelabuhan Logistik via bisnistoday.co.id

Indonesia memperkuat perdagangan dalam negeri untuk mendorong stabilitas ekonomi.

BBI sangat diharapkan bisa mendorong pemulihan kinerja UMKM serta konsumsi masyarakat.

Indonesia kini mulai memperkuat perdagangan dalam negeri untuk mendorong stabilitas ekonomi dengan berfokus terhadap penguatan kinerja perdagangan melalui digitalisasi dan mendorong transparansi serta efisiensi.

“Digitalisasi salah satunya diterapkan pada perdagangan Minyak Goreng Curah (MGC) Rp 14.000 per liter dengan menggunakan aplikasi digital,” ungkap Kasan selaku Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan Kementerian Perdagangan (BPPP) di Jakarta, Jumat (24/6/2022).

Kasan menyampaikan bahwa hal tersebut pada seminar web Diseminasi Hasil Analisis #2 Tahun 2022 yang digelar secara hibrida di Hotel Novotel, Semarang, Jawa Tengah.

Diseminasi hasil dari analisis BPPP kali ini mengusung tema mengenai “Penguatan Perdagangan Nasional di Tengah Ketidakpastian Global”.

Hadir membuka acara, Muhammad Arif Sambodo selaku Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Tengah dan bertindak selaku moderator Kepala Pusat Pengkajian Perdagangan Dalam Negeri Dharmayugo Hermansyah.

Bukan hanya itu, Kementerian Perdagangan juga mengafirmasi bahwa gerakan nasional Bangga Buatan Indonesia (BBI) dengan berkampanye secara intensif melalui berbagai promosi juga pameran di ritel modern juga lokapasar.

BBI sangat diharapkan bisa mendorong pemulihan kinerja UMKM serta konsumsi masyarakat. Pemulihan konsumsi masyarakat penting demi menjaga stabilitas ekonomi Indonesia yang saat ini mulai tumbuh 5,01% secara tahunan (year-on-year) pada kuartal I-2022.

“Seiring pengendalian pandemi Covid-19 serta peningkatan kinerja perdagangan di dalam negeri, pertumbuhan sektor perdagangan dapat mencapai 5,71% secara tahunan (YoY) pada kuartal I-2022. Pertumbuhan diperkirakan berlanjut pada kuartal II mengingat sejumla indikator seperti Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) dan Indeks Penjualan Riil (IPR) masih terus menunjukkan optimisme,” tambah Kasan.

Untuk bisa menjaga kinerja yang ada di dalam negeri, Kementerian Perdagangan juga terus melakukan penguatan peran Indonesia dalam kerja sama perdagangan Indonesia melalui Presidensi G20 pada tahun 2022.

Sesuai dengan tema yang diangkat yaitu tentang “Recover Together, Recover Stronger”, Indonesia mendorong pemulihan ekonomi global karena memang berdampak besar terhadap stabilitas ekonomi semua negara, termasuk di Indonesia.

“Terkait inflasi, meskipun di beberapa negara mengalami lonjakan, inflasi Indonesia hingga Mei 2022 masih terjaga di bawah target pemerintah, yaitu 4%,” ungkap Kasan.

Capaian positif perdagangan Indonesia ini pun juga harus dijaga serta terus diperkuat. Namun, dunia kini tengah dihadapkan pada situasi ekonomi juga politik yang memang penuh dengan ketidakpastian yang bisa kapan pun memberikan efek domino pada negara-negara yang saling terhubung di era globalisasi.

Kasan menerangkan bahwa kinerja perdagangan nasional ke depan harus bisa menghadapi sejumlah tantangan.

“Indonesia menghadapi kenaikan harga pangan dan energi di dalam negeri; perkembangan geopolitik global, dan pengembangan ekonomi hijau dan perdagangan berkelanjutan. Selanjutnya peningkatan kontribusi perdagangan digital dalam pendapatan domestik bruto Indonesia serta gangguan distribusi, logistik, dan rantai pasok,” jelas Kasan.

Kasan juga menyampaikan, penting sekali menguatkan kebijakan perdagangan nasional yang memang mampu mengamankan kepentingan nasional yang ada di tengah ketidakpastian terjadi saat ini.

Salah satu dari kepentingan nasional saat ini adalah bisa terjaganya harga juga tersedianya stok bahan kebutuhan pokok yang ada di dalam negeri.

“Diseminasi hari ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih pemikiran bagi seluruh pemangku kepentingan untuk ikut bersama menjaga tren positif kinerja sektor perdagangan Indonesia,” jelas Kasan.

Bukan hanya itu, kegiatan itu juga menjadi upaya membangun sinergi antara birokrat, akademisi, asosiasi, praktisi, juga masyarakat memiliki ketertarikan, perhatian, serta kepedulian terhadap proses formulasi kebijakan sektor perdagangan Indonesia.