freightsight
Senin, 29 April 2024

INFO INDUSTRI

Dampak Positif Perluasan Pabrik Refinery Mineral Pertama di RI

1 Maret 2022

|

Penulis :

Tim FreightSight

Pabrik Refinery Mineral Indonesia

Ilustrasi Pabrik via Pixabay

• Menteri Koordinator Bidang Perekonomian menyampaikan hilirisasi produk minerba menjadi sumber penerimaan negara.

• Ekspansi di pabrik refinery mineral pertama di Indonesia ada 3,3 juta ton konsentrat.

Airlangga Hartanto selaku Menteri Koordinator Bidang Perekonomian menyampaikan bahwa hilirisasi produk minerba bisa menjadi sumber penerimaan negara, memenuhi kebutuhan dalam negeri dan ekspor juga menghasilkan bahan baku energi bersih.

Ini disampaikan dalam acara groundbreaking proyek perluasan PT Smelting di Gresik, Jawa Timur pada Sabtu (19/2/2022).

Beliau pun menyampaikan keberadaan proyek ekspansi PT Smelting sebagai industri pionir dalam pengembangan hilirisasi produk minerba diharapkan bisa berkontribusi untuk pertumbuhan ekonomi dalam negeri atau spasial di wilayah Timur.

Beliau mengungkapkan bahwa Indonesia punya begitu banyak sekali cadangan bijih tembaga sebesar 3,1 miliar ton dengan tingkat produksi sebanyak 100 juta ton per tahunnya. Cadangan tersebut tentu diperkirakan habis dalam jangka waktu 30 tahun jika tidak ada tambahan cadangan baru.

Dengan demikian, Airlangga mengatakan peningkatan nilai tambah bijih tembaga diperlukan, baik pembangunan pabrik baru atau ekspansi pabrik untuk ekstraksi tembaga.

Dengan ekspansi di pabrik refinery mineral pertama di Indonesia ada 3,3 juta ton konsentrat nantinya akan diolah sehingga Gresik menjadi sentra dari hilirisasi tembaga.

Beliau pun mengungkapkan bahwa untuk ke depannya menggunakan renewable energi, listrik, solar panel semuanya perlu tembaga. Jadi, hilirisasi produk turunannya perlu terus didorong terutama untuk keperluan memproduksi produk elektronik.

Beliau juga melanjutkan dengan ekspansi kapasitas pengolahan konsentrat PT Smelting direncanakan mengalami peningkatan sebanyak 1,3 juta ton serta kapasitas produksi katode tembaga meningkat 343.000 ton per tahunnya.

Proyek ekspansi PT Smelting ini adalah yang keempat sejak 1999 juga akan menambah pabrik asam sulfat baru yang menaikkan kapasitas beberapa peralatan di Smelter serta menambah jumlah sel elektrolis di refinery. Peningkatan kapasitas ekspansi memerlukan Capex 231 juta dolar AS direncanakan selesai pada September 2023.

Ekspansi PT Smelting tak hanya memenuhi kebutuhan produk dalam negeri tetap akan mendorong ekspor katode tembaga dan tembaga telurida.

“Kekuatan industri Coper (Indonesia) akan ditingkatkan lagi dan kluster ada di Gresik perlu didorong, sehingga Pak Bupati Gresik bisa menjadi bupati tembaga,” ungkapnya.