freightsight
Kamis, 28 Maret 2024

INFO INDUSTRI

Ciptakan BBM Ramah Lingkungan, Pertamina Ekspor LSFO ke Tiga Negara

15 April 2022

|

Penulis :

Tim FreightSight

Pertamina

Dokumentasi via Pertamina

Pertamina melalui PT Kilang Pertamina International (KPI) Unit Balikpapan tengah mengembangkan produksi bahan bakar LSFO (Low Sulfur Fuel Oil) V-1250 yang merupakan bahan bakar kapal dengan sulfur rendah. Produk ini akan menjadi salah satu komoditas yang diekspor ke Hong Kong, Malaysia dan Singapura.

Pertamina melalui PT Kilang Pertamina International (KPI) Unit Balikpapan tengah mengembangkan produksi produk olahan berkelas dunia. Yang terbaru adalah produksi bahan bakar LSFO (Low Sulfur Fuel Oil) V-1250.

LSFO V-1250 merupakan bahan bakar kapal dengan sulfur rendah. Produk ini akan menjadi salah satu komoditas yang diekspor ke luar negeri.

"Produk LSFO adalah bahan bakar yang ramah lingkungan," kata Area Manager Communication, Relations & CSR KPI Unit Balikpapan Ely Chandra Peranginangin pada Kamis (7/4/2022).

Penggunaan emisi bahan bakar kapal dengan kandungan sulfur akan berdampak pada kesehatan dan kelestarian lingkungan. Oleh karena itu, menurut Chandra, dengan memproduksi bahan bakar LSFO Pertamina turut berpartisipasi dalam upaya mengurangi polusi yang ditimbulkan dari penggunaan bahan bakar kapal.

"Penerimaan pasar terhadap produk ini terbilang baik. Untuk periode Januari sampai Maret 2022, KPI Unit Balikpapan telah mencatat ekspor sebesar 992 barel LSFO dengan 5 kali pengiriman kargo," papar Chandra.

Adapun negara yang menjadi tujuan pengiriman kargo di antaranya adalah Hong Kong, Malaysia dan Singapura.

"Penerimaan pasar luar negeri terhadap produk buatan Kilang Pertamina ini menjadi salah satu bukti bahwa produk kita sudah memiliki standar internasional. Hal inilah yang akan terus dikembangkan pemerintah," tutur Chandra.

Bagi Pertamina, produk LSFO memberikan keuntungan karena terbuat dari fraksi residu namun dengan proses pengolahan, sehingga dapat menjadi produk bernilai jual tinggi terutama untuk bahan bakar kapal.

Chandra menambahkan, ke depannya bisnis kilang minyak akan semakin menantang.

"Rencananya, Pertamina akan melakukan ekspor setiap bulan. Dengan terus menghasilkan produk-produk berkualitas sesuai kebutuhan konsumen, tentunya Pertamina berharap kilang Unit Balikpapan akan terus tumbuh menjadi kilang yang mampu bersaing," ujar Chandra.

Sesuai namanya, BBM jenis LSFO ini mengandung sulfur atau belerang hanya 0,5 persen. Kandungan ini telah sesuai dengan Ketentuan International Maritime Organization (IMO) yang diberlakukan sejak 1 Januari 2020 untuk kapal-kapal yang berlayar di seluruh dunia.

Sementara Indonesia sudah menerapkan aturan ini lebih awal, yaitu sejak Oktober 2019 untuk seluruh kapal yang berlayar di perairan Indonesia.

Sebelum ditetapkannya aturan ini, belerang dalam minyak kapal bisa mencapai 3,5 persen. Pengurangan 3 persen sulfur diperhitungkan mampu mengurangi emisi dari gas buang mesin kapal hingga 77 persen.

Oleh karena itu, diharapkan langkah ini dapat mengurangi dampak negatif penggunaan belerang yang mengancam kesehatan.

Sebagaimana diketahui, sulfur oksida yang dilepaskan ke udara sebagai gas buang dapat menjadi pemicu hujan asam jika bereaksi dengan uap air. Sulfur oksida dapat menyebabkan iritasi saluran pernapasan seperti di antaranya sesak napas, asma, dan batuk.