INFO INDUSTRI
8 Februari 2022
|
Penulis :
Tim FreightSight
• China sebagai produsen baja nomor satu dunia mulai pangkas produksi yang tentunya hal ini mejadi peluang penyembuhan bagi pelaku usaha dalam negeri.
• Selain memperluas pasar dalam negeri, pasar ekspor tentu menyimpan peluang sangat besar bagi pelaku industri tingkatkan utilitas kapasitas produksinya.
China sebagai produsen baja nomor satu dunia mulai pangkas produksi. Hal ini tentunya mejadi peluang penyembuhan bagi pelaku usaha dalam negeri.
Berdasarkan catatan Worldsteel, produksi baja kasar China pada tahun lalu telah menyusut 31,9 juta ton menjadi 1.032,8 juta ton. Penurunan pertama ini terjadi dalam kurun waktu enam tahun terakhir. Hal tersebut menyusul target net zero carbon China pada tahun 2060.
Sementara itu, untuk mengurangi produksi dalam negeri lebih lanjut, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) China juga telah mengeluarkan kebijakan restriksi ekspor dengan menghilangkan insentif tax rebate untuk hampir dari seluruh produk baja mulai pada 1 Mei 2021.
Bobby Gafur Umar selaku Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Perindustrian, menggarisbawahi peluang tersebut bagi industriawan dalam negeri. Terlebih lagi, banjir produk baja impor di pasar domestik selama ini didominasi barang dari China.
“Ini merupakan kesempatan bagi kita bisa mengambil pangsa pasar impor yang selam ini didominasi produk-produk China,” kata Bobby dalam webinar, Kamis (3/2/2022).
Selain memperluas pasar dalam negeri, pasar ekspor tentu menyimpan peluang yang memang sangat besar bagi pelaku industri tingkatkan utilitas kapasitas produksinya. Beliau juga mencatat ekspor baja senilai 4,7 juta dollar AS ke Kanada pada bulan lalu yang menjadi awal baik untuk menggerek kinerja ekspor sepanjang tahun ini.
Melati Sarnita selaku Ketua Cluster Product Indonesian Iron and Steel Industry Association (IISIA) mengatakan bahwa momentum tersebut dapat dugunakan oleh para pelaku industri domestik yang menggenjot produksinya.
Beliau juga menjelaskan bahwa hal ini tentunya dikarenakan mayoritas produk baja impor telah masuk ke pasar dalam negeri berasal dari negara China yang memiliki kapasitas produksi lebih dari 1 miliar ton atau setara dengan setengah dari kapasitas baja dunia.
Produksi baja kasar di Indonesia pada tahun lalu empat menurun dari nilai 2,5 persen menjadi 12,5 juta ton dari 2020 sebesar 12,9 juta ton. Sementara itu, Melati juga memproyeksikan konsumsi baja nasional pada tahun ini yang akan tumbuh enam persen menjadi 17 juta ton. Seiring dengan bertumbuhan konstruksi, Melati juga sangat berharap angka produksi pada tahun ini bisa mencapai 17 juta ton atau bisa menutupi seluruh kebutuhan baja dalam negeri.
“Kami sangat berharap kebutuhan atas produk-produk yang bisa diproduksi di dalam negeri ini yang harus dipenuhi dari produsen baja nasional,” tambahnya.
Bagikan artikel ini:
ARTIKEL TERKAIT
TERPOPULER
18 Maret 2024
1 Maret 2024
2 Februari 2024
17 Januari 2024
3 Januari 2024
19 Desember 2023
6 Desember 2023
5 Desember 2023
4 Desember 2023
Selalu update dengan berita terbaru!
LAPORAN INDUSTRI
18 Maret 2024
1 Maret 2024
2 Februari 2024
Copyright 2021 © Freightsight. Kebijakan privasi