freightsight
Senin, 20 Mei 2024

IMPOR

Buka Impor Lagi, Pemerintah Antisipasi Persediaan Beras Hadapi El Nino

11 Agustus 2023

|

Penulis :

Tim FreightSight

popularitas.com

Pemerintah dalam hal ini Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy mengatakan pemerintah akan memastikan ketersediaan beras tercukupi dengan membuka opsi impor beras lagi dalam menghadapi fenomena El Nino atau kemarau ekstrem.

Pemerintah akan membuka opsi impor beras lagi dalam menghadapi fenomena El Nino atau kemarau ekstrem.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy mengatakan pemerintah akan memastikan ketersediaan beras tercukupi.

"Ada 1,3 juta beras ton yang disiapkan untuk menghadapi El Nino," Muhadjir dalam konferensi pers pada Kamis (10/8).

Selain menyediakan pasokan 1,3 juta ton beras, pemerintah juga berencana untuk melakukan impor beras.

"Karena itu di samping mengharapkan panen raya, kemungkinan kita harus impor (beras)," tambah Muhadjir.

Namun demikian, pihaknya tidak menyebutkan berapa ton beras yang akan diimpor, dan dari mana saja sumbernya. Ia mengatakan bahwa saat ini terkait rencana ini masih dalam tahap pengkajian bersama Kementerian dan Lembaga terkait.

Sebelumnya, hal serupa juga disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. Ia bilang, pemerintah akan mengimpor beras untuk memenuhi kebutuhan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) dalam menghadapi El-Nino.

"Terkait dengan El Nino kita sudah ratas dengan Presiden, kita kehendaki agar stok beras (CBP) jelang akhir tahun harus bisa di atas 2,2 juta ton," ujarnya.

Sebelumnya, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian meminta agar setiap kepala daerah baik tingkat provinsi, kota/kabupaten untuk melakukan pengecekan ketersediaan pangan di masing-masing wilayah.
Hal tersebut merupakan antisipasi dalam menghadapi puncak fenomena kekeringan atau El Nino yang diperkirakan oleh BMKG akan terjadi mulai Agustus hingga Oktober nanti.

Tito mengatakan dampak El Nino sudah dirasakan oleh negara-negara lain saat ini. Misalnya saja di India, Tito mengatakan sudah terjadi kekeringan. Sehingga kini India melakukan penutupan ekspor beras mereka.

Tak hanya India, dampak El Nino juga sudah dirasakan seperti di Vietnam dan Thailand. Namun kedua negara tersebut belum menutup keran ekspor mereka, hanya saja dilakukan prioritas untuk konsumsi dalam negeri utamanya bagi produk pertanian mereka seperti beras jenis medium.

Sedangkan untuk ekspor yang masih dilakukan ialah untuk beras premium. Tito mengatakan bahwa ketiga negara tersebut merupakan penyuplai beras impor ke Indonesia.

“Saat ini Badan Pangan, Kemendag dan Bulog sedang kerja keras untuk penuhi stok minimal 2 juta ton sampai akhir 2023 untuk amankan di puncak panas kekeringan Agustus, September, Oktober.

Oleh karena itu ia meminta di tiap daerah mewaspadai dampak El Nino dan juga situasi global, terutama pada pangan seperti gandum, beras, bawang putih yang masih diperlukan dukungan dari impor.

“Untuk itu tiap daerah mohon betul, tiap provinsi kabupaten kota untuk cek betul di pasar-pasar, tempat-tempat distributor dan Gudang Bulog apakah stoknya cukup atau tidak, apakah produksi cukup atau tidak, setidaknya untuk daerah masing-masing,” imbuhnya.

Jika ditemukan ketersediaan pangan tidak mencukupi, Tito meminta kepala daerah untuk mengambil langkah antisipasi dengan melakukan kerjasama dengan daerah yang surplus.

“Terutama daerah defisit, jangan kepala daerah, forkompimda, satgas pangan diam saja, begitu ada kelangkaan, harga naik, bingung,” tegasnya.

Adapun dalam mengantisipasi ketersediaan beras di daerah telah disusun strategi, di antaranya monitoring daerah produksi beras yang mengalami kekurangan air. Kemudian monitoring dan pemetaan daerah yang defisit stok beras yang menyebabkan terjadi kenaikan harga.