freightsight
Jumat, 22 November 2024

INFO INDUSTRI

Besar Kemungkinan Bahwa Dampak Imported Inflation ke Indonesia Nantinya Akan Cukup Kecil

1 November 2021

|

Penulis :

Tim FreightSight

Stacking Wooden Block

Stacking Wooden Block © Jcomp via Freepik

Adanya upaya pemulihan ekonomi yang terbilang cukup pesat, dan juga terjadinya gangguan pada rantai pasokan global. Diperkirakan akan menyebabkan terjadinya lonjakan inflasi yang cukup tinggi pada sejumlah negara. Akan tetapi, hal ini diperkirakan tidak akan sampai memberikan efek rambat yang cukup besar untuk Indonesia.

Dody Budi Waluyo selaku deputi gubernur Bank Indonesia, mengatakan bahwa kemungkinan adanya imported inflation terhadap Indonesia terbilang relatif kecil.

“Imported inflation kepada Indonesia pun relatif masih kecil. Tidak kita lihat dampak yang kuat,” ujar Dody pada konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia, Selasa (19/10/2021).

Sebagai informasi, imported inflation adalah inflasi yang terjadi karena adanya kenaikan berbagai harga barang impor dari luar negeri, hal ini biasanya adalah efek dari perubahan nilai tukar.

Menurut perkiraan Doddy lonjakan inflasi yang akan terjadi pada sejumlah negara, nantinya tidak akan begitu berpengaruh pada nilai tukar rupiah. Selain itu, ia juga mengatakan bahwa harga komoditas global kemungkinan juga tidak akan berpengaruh pada indeks harga konsumen Indonesia.

Sebagaimana yang diketahui bahwa sejumlah negara, khususnya beberapa negara adidaya seperti Inggris, saat ini sedang mengalami inflasi yang sebanyak 3,2%. Selain itu, Amerika juga mengalami inflasi yang sama yakni sebesar 5,3 %.

Pemicu utama dari terjadinya di beberapa negara adalah akibat adanya ketidaksesuaian antara permintaan dan pasokan yang ada. Selan itu, hal lain yang juga menyebabkan hal tersebut adalah karena harga gas yang terus mengalami lonjakan.
Akan tetapi, Dody mengatakan bahwa fenomena yang kini terjadi, kemungkinannya hanya akan berlangsung dalam waktu sementara saja.

“Dalam pembahasan dengan IMF-World bank anual meeting bersama G20, isu yang diangkat salah satunya adalah risiko global terkait inflasi. Kelihatannya semua sepakat melihat ini adalah kondisi yang transitory atau temporer”

Menurutnya, periode kenaikan inflasi yang tinggi ini, nantinya pelan-pelan akan terus menurun, dan kemungkinan akan berlangsung hingga 2022 nanti.