freightsight
Kamis, 9 Mei 2024

IMPOR

Beras Impor China Beracun Dan Mengandung Plastik, Benarkah?

16 Oktober 2023

|

Penulis :

Tim FreightSight

img-cdn.medkomtek.com

Perum Bulog saat ini sedang dibuat sibuk dengan adanya isu beras impor China beracun dan mengandung plastik. Dikabarkan bahwa akan ditempuh jalur hukum untuk penyebar informasi tersebut.

Dalam dua pekan ini viral isu yang mengabarkan beras SPHP (stabilisasi pasokan dan harga pangan) yang merupakan impor dari China beracun dan mengandung plastik. Informasi ini menyebar dengan sangat cepat di kalangan masyarakat. Sementara itu, Perum Bulog sendiri menyangkal, dan menyatakan bahwa isu tersebut merupakan informasi yang menyesatkan.

Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso (Buwas) menyatakan bahwa beras impor yang didatangkan dari China untuk kebutuhan SPHP merupakan kualitas premium. Ia juga menegaskan bahwa sampai saat ini pihaknya belum mengimpor beras dari China sama sekali.

Sudah ada pembicaraan mengenai rencana pemerintah Indonesia untuk impor beras dari China sebanyak 1 juta ton. Dan meskipun Presiden Xi Jinping telah menyatakan kebersediaannya untuk merealisasikan rencana tersebut, nyatanya rencana tersebut masih dalam tahap penjajakan.

‘’Karena beras dari China itu belum saya datangkan, mana mungkin ada berita yang mengatakan bahwa beras China beracun. Beras sama plastik itu mahal plastik jadi enggak masuk akal’’. Tutur buwas saat meninjau proses bongkar beras impor dari Vietnam di Pelabuhan Tanjung Priok, Kamis (12/10/2023).

Buwas juga menegaskan bahwa beras impor yang masuk ke gudang Bulog Indonesia sudah melalui beberapa kali proses pemeriksaan dari manapun asal beras tersebut didatangkan. Surveyor Independent selalu melakukan pemeriksaan terlebih dahulu terhadap beras sebelum dimuat ke kapal di negara asal. Setelah sampai di Indonesia, maka akan dilakukan pemeriksaan kembali oleh Badan Karantina Indonesia.

‘’Jadi yang ada di gudang-gudang Bulog sudah sangat dipastikan aman semuanya’’. Ujar Buwas.

Ia menegaskan bahwa informasi terkait beras beracun dan mengandung plastik itu hanya hoaks belaka yang coba disebarkan oleh kelompok tertentu untuk mendiskreditkan pemerintah lewat pangan. Isu-isu seperti ini sangat merugikan karena dapat menimbulkan kekhawatiran bagi penerima beras bantuan pangan dari Bulog.

Adanya prosedur pemeriksaan ketat
M.Adnan, selaku Kepala Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati Badan Karantina Indonesia menegaskan semua barang yang masuk ke Indonesia diperlakukan sesuai dengan prosedur dan standarisasi yang berlaku. Termasuk didalamnya yaitu pemeriksaan administrasi, kesehatan dan keamanan pangan. Impor beras yang dilakukan oleh Bulog tidak lepas dari prosedur pemeriksaan yang ketat ini.

‘’Semua kapal impor yang tiba termasuk impor beras ini harus diperiksa dulu oleh Badan Karantina Indonesia, setelah dinyatakan aman baru bisa dibongkar seperti kapal beras Vietnam yang kita saksikan sekarang ini’’. Ujar Adnan.

Sebenarnya awal mula dari isu beras beracun dan beras plastik ini bermula di Bukittinggi, Sumatera Barat. Bermula dari seorang warga yang mengaku sakit usai mengonsumsi beras yang diduga beras sintetis.

Menanggapi hal ini, Kepala Badan Pangan Nasional sekaligus Plt. Menteri Pertanian, Arief Prasetyo Adi menegaskan bahwa isu seperti ini sangat rentan dihembuskan ditengah-tengah upaya pemerintah yang sedang melakukan stabilisasi pasokan dan harga beras dengan menggencarkan GPM atau Gerakan Pangan Murah, yakni bantuan pangan beras dan operasi pasar Bulog.

Arief menghimbau agar segera dilakukan tindakan pengujian ilmiah terhadap sampel beras melalui OKKP atau Otoritas Kompeten Keamanan Pangan dibawah Badan Pangan Nasional. Perlu juga dilakukan pengawasan dan penindakan tegas oleh satgas terhadap kelompok yang terbukti menjadi dalang penyebaran berita hoaks mengenai isu ini.