freightsight
Kamis, 2 Mei 2024

EKSPOR

Indonesia Buka Ekspor Beras ke China Tahun Ini

23 Agustus 2022

|

Penulis :

Tim FreightSight

Beras

Ilustrasi Ekspor Beras via faktaberita.co.id

Kementan dan PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) atau ID Food berencana melakukan ekspor beras ke China tahun ini.

Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) atau ID Food, Frans Marganda Tambunan menyampaikan, Indonesia akan mengekspor beras ke China di tahun ini. Rencana tersebut telah dibahas bersama Kementerian Pertanian (Kementan) sejak Juni lalu.

"Tujuannya (ekspor beras) ke China. Sekitar satu bulan lalu kami sudah berbicara dengan Kementan," kata Frans dalam acara Ngopi Bareng BUMN di Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (22/8/2022).

Meski begitu, pihaknya masih menunggu rencana lanjutan dari Kementan terkait waktu pelaksanaan hingga jenis varietas beras yang akan di ekspor.

"Kami masih menunggu follow up-nya tentang (ekspor beras) tersebut," sebutnya.

Demi menggenjot hasil panen beras, ID Food tengah memperkuat ekosistem pertanian yang mengintegrasikan petani dengan stakeholder terkait melalui Program Makmur yang diinisiasi oleh PT Pupuk Indonesia (Persero).

"Program makmur ini adalah salah satu cara kita untuk membantu petani meningkatkan produktivitas. Dan tentu ujung-ujungnya meningkatkan kesejahteraan petani. Karena menurut kami satu-satunya cara meningkatkan kesejahteraan petani itu bukan lewat perluasan lahan, tapi peningkatan produktivitas," bebernya.

Frans mencatat, dalam Program Makmur petani beras mampu meningkatkan hasil produksinya hingga mencapai 40 persen. Hal yang sama juga dirasakan oleh petani tebu yang mengalami kenaikan produksi hingga 20 persen setelah mengikuti Program Makmur.

"Harapan kami, (Program Makmur) ini bisa jadi contoh bagi pihak swasta atau lainnya bisa meng-copy sistem yang sama. Di mana petani mendapat pendampingan di hilir dan mendapat jaminan pembelian (pupuk dan bibit)," tutupnya.

Perum Bulog membuka potensi ekspor beras dari Indonesia ke pasar internasional, khususnya untuk varietas beras seperti Rojolele hingga Pandan Wangi.

Pernyataan ini dikeluarkan menyusul arahan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang ingin Indonesia bisa ekspor beras untuk ikut bantu mengatasi krisis pangan global.

Merespon permintaan Presiden, Kepala Divisi Pengadaan Komoditi Perum Bulog, Budi Cahyo menilai, kebijakan itu mungkin saja dilakukan lantaran Indonesia merupakan produsen beras terbesar kedua di dunia.

"Jangan lupa, Indonesia ini produsen beras terbesar kedua di dunia. Hanya saja memang konsumsi kita tinggi. Produksi pertama ada di China, kedua Indonesia," ujar Budi dalam bincang virtual Forum Merdeka Barat, Jumat (19/8/2022).

Budi mengatakan, peluang itu bisa saja direalisasikan karena stok beras nasional saat ini berada di kisaran 1,1 juta ton. Jumlah tersebut sesuai dengan ketentuan Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO), maupun kecukupan stok sesuai rekomendasi Kementan.

Dalam rangka meningkatkan kualitas berasa ekspor asal Indonesia tersebut, Budi ingin negara bisa mengirimkan produk-produk beras khas domestik.

"Hanya saja kita orientasikan ekspor beras yang dilakukan adalah beras-beras yang memang khusus yang ada di Indonesia. Misalnya, Pandan Wangi, Rojolele, Mentik Wangi, atau mungkin beras mentik yang itu tidak ada di dunia," tuturnya.

"Itu mungkin tantangan ke depan, bagaimana Bulog bisa membuka peluang ekspor ke negara-negara yang membutuhkan," pungkas Budi.

Sebelumnya, Direktur Utama Bulog, Budi Waseso menegaskan, selama 4 tahun berturut-turut Indonesia tidak lagi impor beras. Dia pun memastikan sampai akhir tahun ini tidak akan mengimpor beras karena telah menyerap hasil panen raya beberapa waktu lalu.

"Tahun ini prediksi saya dengan direksi kita tidak akan impor beras sampai akhir tahun depan," kata Budi Waseso di Kantor Pusat Bulog, Jakarta, Selasa (10/5/2022).