freightsight
Rabu, 4 Desember 2024

INFO INDUSTRI

Bank Dunia Peringatkan Ancaman Inflasi Sebagai Bencana Dunia

7 Maret 2022

|

Penulis :

Tim FreightSight

Bank Dunia

President Bank Dunia via AFP/Brendan Smialowski

• Kenaikan inflasi menjadi ancaman bencana dunia yang menyusul akibat dari perang Rusia dan Ukraina.

• Perang juga mendorong kenaikan harga pangan yang menurutnya menjadi masalah paling nyata bagi orang-orang di negara miskin.

Presiden Bank Dunia David Malpass mengatakan bahwa perang di Ukraina merupakan bencana bagi dunia yang bisa menyebabkan pertumbuhan ekonomi global terkoreksi.

“Perang datang pada saat yang buruk dimana dunia sudah menderita oleh inflasi yang meningkat,” katanya.

Malpass mengatakan, dampak ekonomi dari perang menyebar hingga seluruh dunia dan kenaikan harga energy global menjadi sangat terpukul khususnya bagi masyarakat miskin. Ini karena pengaruh inflasi yang terus merangkak.

Perang juga mendorong kenaikan harga pangan yang menurutnya menjadi masalah paling nyata bagi orang-orang di negara miskin.
Malpass menyebutkan, baik Rusia maupun Ukraina adalah pemasok makanan terbesar dunia. Ukraina misalnya, merupakan produsen minyak bunga matahari terbesar di dunia dan Rusia menempati posisi kedua menurut data dari S&P Global Platts. Keduanya menyumbang 60% produksi global.

Selain itu kedua negara juga menyumbang 28,9% ekspor gandum global menurut JP Morgan. Saat ini harga gandum di bursa berjangka Chicago telah diperdagangan pada level tertinggi setelah 14 tahun terakhir.

Pasokan komoditas ini tengah dibatasi oleh Rusia karena sanksi yang meluas sehingga menyulitkan dunia untuk membeli produknya. Adapun pasokan Ukraina telah diberhentikan karena pertempuran telah menutup pelabuhan di negara itu.

“Tidak ada cara adaptasi yang cukup cepat terhadap hilangnya pasokan dari Rusia dan Ukraina selain menaikkan harga,” kata Malpass.

Dia mengatakan, hal yang sama juga berlaku untuk pasokan energi Rusia yang menurutnya dapat mengancam Eroa Barat. Di mana pemerintah sudah mengabaikan aspek lain tentang cara memiliki listrik yang cukup. Sekitar 39% listrik Uni Eropa berasal dari pembangkit listrik bahan bakar fosil Rusia. Negara itu juga memasok minyak dan gas terbesar di Eropa.

Saat ini Eropa melakukan percepatan transisi ke sumber energi lain. Rusia mungkin akan kehilangan sebagian besar pasar mereka secara permanen. Kehilangan pendapatan seperti itu hanya salah satu upaya untuk merusak standar hidup di Rusia, demikian juga dengan jatuhnya nilai rubel dan inflasi yang diikutinya.

Bank Dunia berkomitmen untuk menyisihkan US$7,9 miliar dalam upaya pembangunan ekonomi Ukraina sejak revolusi 2014. Uang itu telah membantu negara tersebut melembagakan reformasi ekonomi yang luas, termasuk privatisasi sektor energi dan perbankan serta upaya peluasan lahan pertanian yang lebih produktif.