PELABUHAN
14 Juli 2022
|
Penulis :
Tim FreightSight
Alat angkat peti kemas seperti Rubber Tyred Gantry (RTG) crane dan Reach Stacker (RS) Pelabuhan Teluk Bayur alami kerusakan yang mengakibatkan antrian panjang truk logistik barang yang telah berlangsung selama enam bulan.
Pemprov Sumbar menjadikan Teluk Bayur sebagai salah satu pintu gerbang pergerakan ekonomi di Sumatera Barat nampaknya menghadapi kendala besar.
Beberapa alat angkat peti kemas seperti Rubber Tyred Gantry (RTG) crane dan Reach Stacker (RS) yang merupakan alat untuk menaikkan dan menurunkan kontainer yang beroperasi di sana mengalami kerusakan.
Imbasnya, terjadi antrian panjang truk logistik barang yang telah berlangsung selama enam bulan.
Menurut Rio (35), salah seorang supir truk kontainer di Pelabuhan Teluk Bayur, Padang, menjelaskan, saat ini perlu 10 jam untuk menunggu antrian muat barang.
"Di pelabuhan Telur Bayur ini terdapat 3 unit RTG, pada saat ini rusak 2 buah. RS yang ada 4, tetapi hanya satu yang baik. Hal ini telah berlangsung sudah cukup lama," ujarnya saat disambangi di Pelabuhan Teluk Bayur pada Selasa (12/7/2022).
Merespon situasi tersebut, DPW ALFI/ILFA (Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia/Indonesian Logistics & Forwarder Association) Sumatera Barat (Sumbar) mengancam akan melakukan ksi mogok massal jika Pelindo Regional II Teluk Bayur tidak kunjung memperbaiki alat angkut peti kemas yang rusak.
Sekretaris Umum DPW ALFI/ILFA Sumbar Afrizal Antoni, menjelaskan bahwa seluruh anggota ALFI/ILFA Sumbar sudah mengeluhkan kejadian tersebut.
"Imbasnya sangat besar bagi kami. Hal ini telah berlangsung sejak 6 bulan terakhir. Apalagi, akibat ini, kami selalu membayar denda di dermaga Teluk Bayur. Oleh karena itu, kami meminta tambahan free time tiga hari, dari lima hari free time yang ada dan perbaikan alat-alat yang rusak," ucap Afrilzal pada Selasa (12/7/2022).
Lebih lanjut, Afrilzal mengancam, jika PT. Pelindo Regional II belum bisa memperbaiki RTG dan RS di pelabuhan Teluk Bayur, Padang, maka ALFI/ILFA Sumbar akan melakukan mogok bekerja.
"Saat ini kita melayangkan surat kepada PT. Pelindo Regional II untuk dapat mencarikan solusi permasalahan ini. Jika selama satu minggu ke depan, belum ada perbaikan oleh PT.Pelindo Regional II, maka kami akan melaksanakan mogok massal," tegasnya.
Secara terpisah, Asisten Manager Pendukung Operasi Pelindo Regional II Teluk Bayur, Yudha Sutanto saat ditemui di kantornya di Pelindo II Teluk Bayur mengakui alat pengangkut barang milik perusahaannya sedang rusak.
Namun pihaknya mengklaim kerusakan yang menimpa alat-alat crane yang rusak tersebut berlangsung dari 2 Juni 2022.
"RTG kita ada tiga. Hanya satu yang beroperasi. Kerusakan berlangsung dari 2 Juni 2022" ucap Yudha.
Lebih lanjut, Yudha menyebutkan alat-alat yang rusak tersebut saat ini sedang dalam perbaikan, dan suku cadangnya dalam proses pengadaan.
"Pada saat ini suku cadangnya sedang proses pengadaan. Mudah - mudahan bisa terealisasi dan Desember 2022 sudah datang," kata Yudha.
Hal senada juga diungkapkan oleh Asisten Manager Operasional M Hanif PT. Pelindo II. Ia mengatakan, pihaknya telah mencari solusi terkait kerusakan alat itu.
Dimana ia meminta agar penyebaran truk bisa diatur agar tidak terjadi penumpukan di dermaga. Hanif juga mengatakan, terkait denda dan kompensasi pengiriman akan dikomunikasikan lebih lanjut.
"Kemudian untuk denda, itu bisa dikomunikasikan. Intinya kita tidak ingin merugikan mitra dan masyarakat. Kita akan selalu memberikan pelayanan terbaik" pungkas Hanif.
Bagikan artikel ini:
ARTIKEL TERKAIT
TERPOPULER
18 Maret 2024
1 Maret 2024
2 Februari 2024
17 Januari 2024
3 Januari 2024
19 Desember 2023
6 Desember 2023
5 Desember 2023
4 Desember 2023
Selalu update dengan berita terbaru!
LAPORAN INDUSTRI
18 Maret 2024
1 Maret 2024
2 Februari 2024
Copyright 2021 © Freightsight. Kebijakan privasi